EUR/USD 1.066   |   USD/JPY 154.370   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.644   |   Gold 2,376.39/oz   |   Silver 28.63/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,045.92   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 35 menit lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 36 menit lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 43 menit lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 45 menit lalu, #Saham AS

Pound Terpuruk, Probabilitas Brexit Kian Memburuk

Penulis

Keep calm, and stay bearish on Pound. Demikianlah sentimen pasar saat ini, setelah jajaran menteri baru Inggris menyampaikan sikap pro terhadap No-Deal Brexit.

Dalam perdagangan hari ini (29/Juli), pasangan mata uang GBP/USD menjejak level terendah sejak Maret 2017. EUR/GBP menanjak sekitar 0.2 persen ke kisaran 0.9018, sedangkan GBP/JPY merosot sekitar 0.4 persen ke kisaran 134.03. Sentimen terhadap Poundsterling memburuk di awal pekan, karena beraneka headline berita akhir pekan yang meningkatkan probabilitas terjadinya "No-Deal Brexit".

GBPUSD DailyGrafik GBP/USD Daily via Tradingview.com

Dalam kolomnya di media The Sunday Times, Michael Gove mengutarakan bahwa ia telah diberi mandat oleh PM Boris Johnson untuk mempersiapkan kepergian Inggris dari Uni Eropa pada tanggal 31 Oktober, tak peduli apapun yang terjadi saat itu. Gove memaparkan pula bahwa pemerintahan Johnson bekerja dengan asumsi bahwa sebuah kesepakatan baru takkan tercapai dalam perundingan dengan Uni Eropa.

"Dengan Perdana Menteri baru, pemerintahan baru, dan kejelasan misi yang baru, kita akan keluar dari Uni Eropa pada 31 Oktober. Tak ada kata seandainya. Tak ada kata tapi. Tak ada penundaan lagi. Brexit terjadi," ungkap salah satu pejabat teras Inggris itu.

Lanjutnya, "Meskipun kami optimistis mengenai masa depan, kami realistis terhadap kebutuhan untuk mempersiapkan diri menghadapi semua kemungkinan. Para pemimpin Uni Eropa sejauh ini telah mengatakan mereka takkan mengubah pendekatan mereka -(terima) Withdrawal Agreement yang sudah ada, take it or leave it. Kami masih berharap mereka akan berubah pikiran, tetapi kami harus bekerja dengan asumsi bahwa mereka tidak akan (berubah pikiran)."

Para menteri lain dalam jajaran pemerintahan PM Johnson juga menguak beragam rencana baru untuk mempersiapkan Inggris dalam menghadapi "No-Deal Brexit", termasuk diantaranya Menteri Keuangan Sajid Javid dan Menteri Luar Negeri Dominic Raab yang terkenal pro-brexit. Selaras dengan itu, pelaku pasar semakin gencar melepas Poundsterling.

"Keep calm and stay bearish," kata Emmanuel Ng, seorang analis dari OCBC Singapura, "Dengan PM Johnson menjajakan garis keras dalam negosiasi brexit, dan Bank of England juga mengingkari (rencana) kenaikan suku bunga, sedikit peluang naik bagi GBP sekarang."

289426
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.