EUR/USD 1.066   |   USD/JPY 154.370   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.644   |   Gold 2,376.39/oz   |   Silver 28.63/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,049.60   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 1 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 1 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 1 jam lalu, #Saham AS

RBA: Ekonomi Australia Di Titik Balik, Tapi Rate Harus Tetap Rendah

Penulis

Ketua RBA, Philip Lowe, mengatakan bahwa ekonomi Australia mungkin akan membaik. Namun, suku bunga tetap harus rendah mengikuti bias bank sentral di seluruh dunia.

Pada hari Jumat (09/Agustus), Bank Sentral Australia (RBA) melalui ketuanya, Philip Lowe, mengutarakan bahwa perlambatan pada perekonomian Australia mungkin telah berakhir. Namun, suku bunga acuan harus tetap berada di level rendah 1.0 persen untuk jangka waktu yang lebih lama, karena perang dagang AS-China masih menjadi isu utama ketidakpastian global.

Philip Lowe, Ketua RBA

Perlu diketahui, RBA sudah memangkas suku bunga sebanyak dua kali tahun ini, masing-masing sebesar 25 basis poin pada bulan Juni dan Juli. Pada pertemuan terakhirnya Selasa lalu (06/Agustus), bank sentral itu mempertahankan suku bunga di kisaran 1.0 persen. RBA juga telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi ke 2.5 persen tahun ini, dan berharap ekonomi akan tumbuh 2.75 persen pada tahun 2020 mendatang.

"Ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa ekonomi Australia mungkin telah mencapai titik balik... Kami akan konsisten dengan upaya untuk mendongkrak perekonomian seperti peningkatan investasi dan pengeluaran infrastruktur, serta berharap hal ini akan mampu mendorong GDP kuartalan naik secara bertahap setelah serangkaian data yang mengecewakan," kata Philip Lowe.

Dalam pernyataannya pagi ini, RBA juga mengakui bahwa mereka memerlukan waktu lama untuk mendorong tingkat inflasi menuju target. Hal ini cukup beralasan, mengingat tingkat pengangguran (Unemployment Rate) yang meningkat tahun ini, membuat trend upah tetap lemah.

Menurut Lowe, adalah hal yang masuk akal untuk mengharapkan suku bunga rendah dalam jangka waktu lebih lama. Pasalnya, Australia tidak dapat melindungi diri dari perubahan jangka panjang tingkat suku bunga di seluruh dunia.

"Meskipun kita berharap sebaliknya, (tapi) sulit untuk lari dari kenyataan bahwa jika suku bunga di seluruh dunia rendah, maka Australia pun akan bertindak demikian," tutur Lowe.

 

RBA Akan Hindari Suku Bunga Nol

Menanggapi spekulasi mengenai kemungkinan suku bunga Australia untuk jatuh hingga rate Zero (0 persen), Lowe mengatakan bahwa hal itu sulit terjadi, meski kemungkinan realisasinya tetap ada.

"Mungkin saja kita akan berakhir di rate Zero. Saya pikir itu sangat sulit terjadi, tapi tidak tertutup kemungkinan bisa saja terjadi. Kami siap melakukan berbagai macam cara untuk menghindarinya," ujar Lowe.

Pernyataan Philp Lowe pagi ini cukup kontras dibanding pidato Kepala RBNZ, Adrian Orr, setelah memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin beberapa hari lalu. Kala itu, Orr mengatakan bahwa suku bunga negatif mungkin diperlukan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.

 

AUD/USD Berusaha Menguat

Pada saat berita ini dimuat, Dolar Australia masih berupaya naik untuk memangkas kerugian yang diderita selama ini terhadap Dolar AS. Pair AUD/USD bergerak di kisaran 0.6805, berusaha menjauhi level terendah satu dekade (0.6675) yang tersentuh pada sesi perdagangan hari Rabu (07/Agustus) kemarin.

RBA : Ekonomi Australia Mungkin Berada

289596
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.