EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.23/oz   |   Silver 27.40/oz   |   Wall Street 38,007.06   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 8 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 14 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 14 jam lalu, #Saham AS

AS Blokir Perusahaan China, Prospek Kesepakatan Dagang Kian Suram

Penulis

Pertemuan awal AS-China pada awal pekan ini belum menghasilkan sinyal perdamaian. Peluang kesepakatan justru meredup setelah pemerintah AS memblokir beberapa perusahaan China.

Seputarforex.com - Negosiasi dagang AS-China menjadi pusat perhatian pasar di sepanjang pekan ini. Sebagai pembuka, pertemuan tingkat deputi belum menunjukkan sinyal kemajuan yang berarti. Pembicaraan itu justru diiringi dengan perkembangan negatif yang bisa menjauhkan AS-China dari kesepakatan.

tensi dagang as china

 

AS Blacklist Perusahaan China

Pada hari Senin (07/Oktober), Departemen Perdagangan AS mem-blacklist puluhan perusahaan China, atas dasar pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan oleh otoritas China terhadap kaum minoritas di wilayahnya. Entitas-entitas yang masuk dalam daftar hitam tersebut dilarang membeli bahan produksi dari AS tanpa persetujuan pemerintah.

China dicurigai telah menyalahgunakan wewenangnya untuk mengintai, menindas, dan menahan kelompok-kelompok tertentu seperti Uighurs, Kazakhs, dan Muslim yang tinggal di teritorinya. Dengan aksi blacklist yang dilancarkan, pemerintah AS ingin menunjukkan bahwa mereka tidak mendukung sikap sewenang-wenang tersebut.

Belum ada pernyataan resmi dari China terkait pemblokiran perusahaan yang dilakukan oleh AS. Ironisnya, meski menghadapi pembatasan baru dari AS, China justru dikonfirmasi telah menaikkan volume impor produk pertanian AS. Departemen Pertanian AS melaporkan bahwa pihaknya sudah mengekspor kedelai sebanyak 3.5 juta ton ke China sejak awal September. Sebelumnya, China memang sempat membatasi pembelian produk pertanian dari AS selama perang dagang berlangsung.

 

Trump Tuntut Kesepakatan Penuh

Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa ia cukup optimis terhadap prospek negosiasi dengan China pada pekan ini. Namun, ia bersikeras tidak menginginkan kesepakatan yang setengah-setengah. Menurutnya, masih banyak hal yang perlu dibicarakan lebih lanjut.

"Kami pikir harus ada perubahan yang perlu dilakukan secara substansial," kata Trump menanggapi pertemuan tingkat tinggi yang akan digelar minggu ini.

donald trump

Saat ditanya lebih lanjut terkait hasil pertemuan pekan ini, Trump merespon, "Mungkin sesuatu terjadi? Saya kira, mungkin. Siapa yang tahu. Tapi saya pikir tidak mungkin." Ia juga berharap China menemukan solusi tepat untuk menanggapi protes politik yang berujung ricuh di Hongkong, karena ada kemungkinan hal tersebut dapat mempengaruhi hasil negosiasi AS-China.

"Jika terjadi sesuatu yang lebih buruk, saya pikir itu akan memperburuk negosiasi," kata Trump menanggapi pertanyaan wartawan di White House, sebagaimana dilansir di Reuters.

Kalau memang tidak ada hasil dalam kesepakatan pekan ini, Trump mengatakan kenaikan tarif barang impor China menjadi 30% akan diberlakukan mulai 15 Oktober.

290446
Penulis

Sudah terjun di dunia jurnalis sejak 2013. Aktif menulis di media cetak, online, dan website pribadi dengan berbagai macam topik. Selain itu, juga trading saham sejak 2018.