Seputarforex.com - Pergerakan Dolar AS terhadap Yen Jepang tergelincir ke 107.167 di sesi perdagangan Selasa (8/Oktober) malam ini. Kekhawatiran mengenai perkembangan diskusi perdagangan AS-China dan jebloknya inflasi produsen AS yang membangkitkan ekspektasi Rate Cut The Fed, menjadi dua katalis penggerak mata uang AS tersebut.
AS Memperburuk Ekspektasi Tercapainya Kesepakatan
Menurut salah seorang nara sumber terpercaya Bloomberg, pemerintahan Trump akan berdiskusi kembali mengenai kemungkinan pembatasan aliran modal ke China. Fokusnya adalah pada investasi dana pensiun yang dihimpun oleh pemerintah AS.
Rencana diskusi tersebut dinilai rentan, karena bertepatan dengan negosiasi perdagangan yang akan kembali dilakukan oleh para pejabat tinggi AS. Ditambah lagi, dimasukkannya puluhan perusahaan China ke dalam daftar hitam Departemen Perdagangan AS sangat berisiko menaikkan tensi hubungan kedua negara tersebut.
"Hal ini jelas bukanlah sebuah pelopor yang baik dalam tipe negoasiasi seperti apapun. Timbullah suatu kegelisahan dalam hal ekspektasi pasar (terhadap kesepakatan AS-China)," ungkap Minh Trang, trader senior di Sillicon valley Bank.
PPI AS September Anjlok
Dari segi indikator ekonomi, Producers Prices Index (PPI) atau yang disebut Inflasi Produsen AS, dilaporkan jatuh di bulan September. Data final tersebut merosot ke -0.3 persen dalam basis bulanan, lebih rendah daripada sebelumnya dan ekspektasi di angka 0.1 persen.
Data Core PPI AS yang mengukur perubahan harga barang dan jasa di luar makanan dan energi menurun pula ke level yang sama. Sebelumnya, data ini masih bertahan di level 0.3 persen dan diproyeksi akan melemah ke 0.2 persen saja. Para ekonom mengatakan bahwa meluasnya pelemahan dalan inflasi produsen merupakan refleksi dari penurunan sektor pabrikan.
"Hal ini semakin menambah alasan bagi The Fed untuk mengeluarkan lebih banyak "asuransi" yang melindungi ekonomi AS dari penurunan," kata Chris Rupkey, ekonom di MUFG New York.
"Perang dagang sudah mencederai margin dan kekuatan inflasi bagi manufaktur, sehingga akan mempersulit Amerika untuk memenangi perang dagang dengan dunia," tutupnya.