EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.540   |   GBP/USD 1.245   |   AUD/USD 0.642   |   Gold 2,391.77/oz   |   Silver 28.68/oz   |   Wall Street 37,841.35   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,087.32   |   Bitcoin 63,843.57   |   Ethereum 3,059.28   |   Litecoin 80.91   |   XAU/USD bullish efek masih berlanjutnya tensi konflik Israel-Iran, 22 jam lalu, #Emas Fundamental   |   Pasar bergerak dalam mode risk-off di tengah berita utama mengenai serangan Israel ke Iran, 22 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Poundsterling menemukan area support, meskipun sentimen risk-off membuat bias penurunan tetap terjaga, 23 jam lalu, #Forex Fundamental   |   GBP/JPY bertahan di bawah level 192.00 setelah data penjualan ritel Inggris, 23 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 1 hari, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 1 hari, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 1 hari, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 1 hari, #Saham AS

Jerome Powell: The Fed Akan Ekspansi Neraca Tapi Bukan Lewat QE

Penulis

Ekspansi neraca Fed akan melibatkan pembelian obligasi, tetapi Jerome Powell menegaskan bahwa kebijakan mendatang bukanlah Quantitative Easing (QE) biasa.

Pada pidatonya di sesi New York (8/Oktober), Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bahwa bank sentral AS tersebut bakal segera melakukan ekspansi neraca lagi. Dalam waktu dekat, Federal Reserve akan memaparkan bagaimana ekspansi neraca (balance sheet) itu dilakukan. Ekspansi neraca akan melibatkan program pembelian obligasi, tetapi Powell menegaskan bahwa kebijakan mendatang bukanlah Quantitative Easing (QE) yang biasanya diluncurkan dalam masa krisis ekonomi.

Jerome Powell

"Ini bukan QE. Dari perspektif manapun, ini bukan QE," kata Powell.

Menurut Powell, ekspansi neraca Federal Reserve dibutuhkan untuk menanggulangi masalah di pasar pinjaman semalam (overnight lending market), serta bukan untuk menggairahkan perekonomian. Ia dan rekan-rekannya masih menilai perekonomian AS tetap tangguh, walaupun semakin rentan guncangan yang diakibatkan oleh perlambatan ekonomi global dan masalah geopolitik.

Pada bulan September, aktivitas repo di overnight lending market sempat mengalami malafungsi karena kekurangan likuiditas setelah perusahaan-perusahaan melakukan pembayaran pajak dan Departemen Keuangan AS menyelesaikan lelang obligasi. Kekurangan likuiditas itu mengakibatkan suku bunga repo dan suku bunga pinjaman jangka pendek antarbank melonjak seketika.

Sejak insiden tersebut, Fed telah menjalankan operasi pasar temporer untuk menanggulangi masalah likuiditas. Melalui ekspansi neraca, Powell berharap Fed bisa melaksanakan operasi pasar yang bersifat lebih permanen guna memastikan sistem keuangan memiliki cadangan dana memadai dan mampu mengendalikan volatilitas pasar.

"Volatilitas ini bisa menghalangi implementasi kebijakan moneter yang efektif, dan kami berusaha menanggulanginya," ungkap Powell, "Sebenarnya, saya dan kolega saya akan segera mengumumkan kebijakan untuk menambah pasokan (dana) cadangan dari waktu ke waktu."

Ekspansi neraca bank sentral (pembelian sekuritas) acap kali dianggap sebagai bagian dari kebijakan moneter longgar, sama halnya dengan pemangkasan suku bunga. Namun, paparan Powell mengindikasikan minimnya relasi antara ekspansi neraca Fed mendatang dengan pelonggaran moneter biasa. Ia juga menegaskan bahwa pemangkasan suku bunga AS berikutnya akan tergantung pada data-data ekonomi.

Singkat kata, pidato Jerome Powell kali ini tak memberikan petunjuk konkrit mengenai arah kebijakan moneter mendatang. Indeks Dolar AS (DXY) melemah tipis sekitar 0.15 persen ke kisaran 98.97 hingga awal sesi Eropa hari ini (9/Oktober), tetapi belum mampu keluar dari kisaran candle yang dicetak dalam perdagangan kemarin. Pergerakan sideways kemungkinan berlanjut hingga muncul katalis yang lebih kuat dari meja perundingan dagang AS-China pada akhir pekan.

290469
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.