Seputarforex.com - Melalui rilis data Non Farm Payroll yang dirilis malam ini (07/Februari), Departemen Ketenagakerjaan AS melaporkan bahwa terdapat penambahan 225,000 jobs pada bulan Januari 2020, dipimpin oleh peningkatan ketenagakerjaan di sektor konstruksi. Hasil tersebut lebih tinggi dibandingkan perkiraan penambahan sebanyak 163,000 jobs saja, juga lebih baik daripada NFP bulan sebelumnya yang direvisi turun menjadi 147,000. Temperatur cuaca AS yang sedang--tak terlalu dingin ataupun terlalu panas--disebut sebagai pendukung utama peningkatan lapangan kerja bulan lalu.
Namun demikian, momentum sektor ketenagakerjaan AS dinilai melambat, khususnya dilihat dari pertumbuhan upah per jam yang lebih rendah daripada ekspektasi. Sebegai informasi, Average Hourly Earnings AS bulan Januari tumbuh 0.2 persen, lebih rendah daripada ekspektasi kenaikan ke 0.3 persen. Tingkat Pengangguran pun naik dari 3.5 persen menjadi 3.6 persen.
"Penciptaan lapangan kerja yang kuat dan menguatnya pertumbuhan upah pada bulan Januari, menyediakan kepastian bahwa ekspansi ekonomi dalam jangka panjang masih punya ruang untuk berkembang," kata Lydia Boussor, ekonom dari Oxford Economics di New York.
"Namun, laporan kesehatan (ekonomi) terbaru ini juga menunjukkan tingkat 'kematangan' pasar tenaga kerja. Revisi acuan mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja cenderung sudah tidak se-remaja seperti dua tahun sebelum ini," tambah ekonom tersebut.
DXY Naik, Tetapi Dolar AS Melemah Versus Yen
Dolar AS menanggapi rilis data domestik Amerika Serikat malam ini dengan pergerakan beragam. Indeks Dolar AS (DXY) menguat tipis ke 98.5, melanjukan kenaikan 0.22 persen di sesi sebelumnya. Namun, Dolar AS melemah terhadap Yen Jepang, dengan USD/JPY merosot 0.31 persen ke 109.63, saat berita ini ditulis dua jam setelah rilis data ketenagakerjaan AS.
Menurut analis Commerzbank, Eugen Weinberg, pelemahan Dolar AS terhadap safe haven terjadi lantaran gejolak di pasar saham Eropa dan Asia. Isu yang melatarbelakangi gejolak tersebut masih berfokus pada virus Corona yang mulai menjangkiti negara-negara di luar China.
Namun, Dolar AS secara umum masih cukup kuat karena data NFP AS sangat baik dan sesuai dengan pandangan Ketua The Fed Jerome Powell dalam FOMC bulan lalu. Powell mengatakan bahwa rendahnya partisipasi tenaga kerja di AS relatif terhadap negara-negara maju lainnya. Hal ini menunjukkan banyaknya suplai tenaga kerja, sehingga upah kemungkinan akan cenderung tertahan.