EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.850   |   GBP/USD 1.237   |   AUD/USD 0.645   |   Gold 2,305.79/oz   |   Silver 26.89/oz   |   Wall Street 38,239.98   |   Nasdaq 15,451.31   |   IDX 7,110.81   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   EUR/JPY pertahankan kenaikan setelah hasil beragam dalam data IMP Jerman dan zona Euro, di atas level 165.00, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/GBP terdepresias ke dekat level 0.8600 setelah hasil beragam dalam data IMP zona Euro dan Inggris, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/JPY naik ke puncak baru harian, di atas pertengahan 191.00 setelah IMP Inggris beragam, 15 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling incar lebih banyak penurunan di tengah kuatnya prospek penurunan suku bunga BoE, 15 jam lalu, #Forex Fundamental   |   PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) pada kuartal I/2024 meraup pendapatan senilai $73.82 juta, menyusut 15.96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) hari ini, guna memberikan keputusan pembagian dividen serta pengangkatan direksi baru, 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Waskita Karya (WSKT) kembali memenangkan gugatan permohonan PKPU yang dilayangkan kedua kalinya oleh emiten keluarga Jusuf Kalla, Bukaka (BUKK), 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) melesat 20% seiring rencana perseroan melakukan kuasi reorganisasi untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham, 20 jam lalu, #Saham Indonesia

Pound Makin Terkoyak Gegara Proposal Negosiasi Dagang Inggris

Penulis

Proposal negosiasi dagang Inggris untuk Uni Eropa telah membangkitkan kekhawatiran terhadap risiko No-Deal Brexit lagi. Akibatnya, Pound kian tertekan.

Seputarforex.com - Poundsterling melanjutkan pelemahan hingga kisaran 1.2860-an versus Dolar AS dalam perdagangan awal sesi Eropa hari ini (28/Februari). Faktor yang membebani Pound semakin bertambah setelah PM Inggris Boris Johnson merilis mandat untuk para negosiator Inggris. Di dalamnya, Johnson menegaskan kembali penolakan pemerintahannya terhadap tuntutan utama Uni Eropa, sekaligus membangkitkan kekhawatiran terhadap risiko "No-Deal Brexit".

GBPUSD DailyGrafik GBP/USD Daily via Tradingview.com

Kemarin malam, PM Boris Johnson mempresentasikan dokumen berisi garis-garis besar bagi negosiasi dagang antara Inggris dan Uni Eropa yang akan dimulai pada hari Senin. Dokumen berjudul "The Future Relationship with the EU: The UK’s Approach to Negotiations" tersebut mencantumkan penolakan terhadap tuntutan Uni Eropa agar Inggris menyelaraskan peraturan dengan Brussels dalam beberapa bidang tertentu.

Pernyataan krusial itu tercantum pada urutan kedua dalam kerangka kebijakan umum, "(Visi hubungan Inggris dan Uni Eropa di masa depan) adalah hubungan berdasarkan kerjasama bersahabat antara kedaulatan yang setara, dengan kedua pihak menghormati otonomi hukum dan hak untuk mengatur sumber daya masing-masing yang sesuai. Apa pun yang terjadi, Pemerintah (Inggris) tidak akan merundingkan peraturan di mana Inggris tidak memiliki kendali terhadap hukum dan perpolitikannya sendiri. Itu artinya kami tidak akan menyetujui kewajiban apa pun bagi hukum kami untuk diselaraskan dengan Uni Eropa, atau bagi lembaga Uni Eropa, termasuk Pengadilan, untuk memiliki yurisdiksi di Inggris."

Dokumen yang sama juga menyatakan bahwa apabila kedua belah pihak tidak mampu mencapai sebuah kesepakatan yang memuaskan, maka "hubungan perdagangan dengan Uni Eropa akan tergantung pada Withdrawal Agreement 2019 dan akan tampak mirip dengan perjanjian dagang Uni Eropa dengan Australia". Istilah bertanda kutip tersebut dianggap oleh pelaku pasar sebagai kode baru untuk "No-Deal Brexit".

Sementara itu, Pound juga bergelut dengan sejumlah masalah berdampak tinggi lain, termasuk potensi dampak wabah virus Corona dan ketidakpastian anggaran negara. Kegelisahan sebagian besar pelaku pasar telah menekan nilai tukar GBP ke posisi saat ini. Namun, sejumlah analis masih yakin kalau negosiasi dagang Inggris-Uni Eropa akan membuahkan kesepakatan yang dapat disetujui semua pihak.

Daniel Been, pimpinan pakar strategi forex di ANZ Bank berpendapat, "Sterling diperdagangkan dengan kegelisahan menjelang perundingan dagang Inggris-Uni Eropa pada Maret, karena perbedaan pendapat dengan penyelarasan aturan Uni Eropa dan kesetaraan aturan main telah memantik pertanyaan tentang akses Inggris ke pasar tunggal (setelah brexit -red). (Tetapi) kami memahami bahwa terlepas dari bahasa kaku dari kedua belah pihak, keinginan pragmatis untuk (mencapai) kesepakatan dagang tetap tinggi dan keduanya gigih untuk menghindari 'No-Deal'."

292163
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.