EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,317.32/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,157.23   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 3 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 3 jam lalu, #Saham AS

CPI China Sedikit Turun, PPI Terjebak Di Zona Deflasi

Penulis

Minimnya pasokan bahan makanan seperti daging babi membuat tingkat Inflasi Konsumen China tetap di level tinggi meski mengalami penurunan tipis.

Seputarforex.com - Pada hari Selasa (10/Maret), Departemen Statistik China mempublikasikan data Inflasi Konsumen (CPI) bulan Februari yang tumbuh 5.2 persen secara tahunan (Year-over-Year). Meski sedikit melambat dibandingkan data CPI bulan sebelumnya yang sebesar 5.4 persen, capaian inflasi kali ini masih bertahan di kisaran tinggi beberapa tahun terakhir.

Inflasi Konsumen China Sedikit Turun,

Tingkat inflasi konsumen yang masih solid disebabkan oleh masih tingginya kebutuhan masyarakat China terhadap daging babi, di tengah wabah virus Corona yang sempat membuat aktivitas ekonomi di beberapa kota lumpuh total. Kelangkaan pasokan daging babi sendiri telah terjadi sejak tahun lalu karena wabah demam babi Afrika yang menghabiskan setengah dari total populasi babi.

 

Inflasi Produsen Di Zona Deflasi, Outlook Ekonomi Tak Meyakinkan

Dalam rilis terpisah, Departemen Statistik China juga melaporkan data Inflasi Produsen (PPI) untuk periode bulan Februari. Sayangnya, laporan ini merosot ke -0.4 persen YoY dan berada di zona deflasi, lebih buruk dari forecast ekonom yang memprediksi -0.3 persen, juga melemah dari level periode sebelumnya yang 0.1 persen.

Kemerosotan Inflasi Produsen bulan lalu disinyalir karena dipicu oleh turunnya permintaan pasar terhadap beberapa barang seperti produk manufaktur dan alat berat, akibat merebaknya wabah virus Corona. Tidak tertutup kemungkinan, trend PPI China akan tetap berada di zona deflasi pada bulan Maret. Pasalnya, sejumlah pabrik melaporkan bahwa permintaan belum kembali normal hingga saat ini. Selain itu, trend CPI diprediksi akan tetap tinggi karena pasokan beberapa bahan makanan seperti daging masih terbatas.

Ekonomi China kuartal pertama tahun ini tengah menghadapi risiko perlambatan cukup signifikan. Bahkan, beberapa ekonom melihat data GDP berpotensi terperosok hingga berada di bawah level 6 persen secara tahunan. Padahal, pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen itu saja sudah termasuk pencapaian terendah dalam beberapa dekade terakhir.

292266
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.