EUR/USD 1.082   |   USD/JPY 151.420   |   GBP/USD 1.263   |   AUD/USD 0.653   |   Gold 2,188.79/oz   |   Silver 24.68/oz   |   Wall Street 39,760.08   |   Nasdaq 16,399.52   |   IDX 7,264.80   |   Bitcoin 69,455.34   |   Ethereum 3,500.12   |   Litecoin 93.68   |   BEI tengah merancang aturan tentang Liquidity Provider atau penyedia likuiditas untuk meningkatkan transaksi pada saham-saham di papan pemantauan khusus, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) meraup pendapatan usaha sebesar $1.70 miliar pada tahun 2023, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) siap memasok 120,000 ton semen curah dalam satu tahun untuk memenuhi kebutuhan semen di proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.1% menjadi 5,304, sementara Nasdaq 100 turun 0.1% menjadi 18,485 pada pukul 19:16 ET (23:16 GMT). Dow Jones turun 0.1% menjadi 40,119, 6 jam lalu, #Saham Indonesia

Reli Bullish Sterling Dan Dollar Dipertanyakan

Penulis

Tingkat pengangguran Inggris merosot ke titik terendah sejak Januari 2009. Demikian pula, angka pengangguran AS bertahan dibawah 7% sejak awal tahun ini. Fakta ini mengindikasikan bahwa kebijakan-kebijakan bank sentral telah berhasil memulihkan perekonomian dari resesi paska krisis Subprime Mortgage 2008/2009.

Tingkat pengangguran Inggris merosot ke titik terendah sejak Januari 2009. Demikian pula, angka pengangguran AS bertahan dibawah 7% sejak awal tahun ini. Fakta tersebut mengindikasikan bahwa kebijakan-kebijakan bank sentral dianggap mampu memulihkan perekonomian dari resesi paska krisis Subprime Mortgage 2008/2009.

lapangan kerja AS - ilustrasi

Ekonomi Inggris Melaju Dengan Mesin Usang

Inggris saat ini merupakan satu negara dengan prestasi ekonomi terbaik dibanding negara maju lainnya, sebagaimana ditunjukkan oleh statistik ekonomi yang makin impresif. GDP 2013 meningkat ke level tertinggi sejak awal pertengahan 2008. Pengangguran juga terus merosot hingga mencapai 6,9%, melampaui target 7% yang telah dicanangkan bank sentral Inggris, BoE. Lebih baik lagi, pertumbuhan upah rata-rata meningkat lebih daripada inflasi, yang berarti kaum pekerja Inggris menikmati kenaikan gaji riil. Fundamental tersebut berhasil mendukung penguatan Sterling terhadap Dollar AS hingga memasuki kisaran 1.6800. Tetapi, bisakah ia mendaki lebih tinggi lagi?

Kami ingin mengingatkan bahwa basis ekonomi Inggris belum sekuat statistik pengangguran ataupun GDP, terutama dari sektor eksternal dan sektor riil. Defisit perdagangan terhitung besar pada 2.058 miliar GBP, menandakan ekspor Inggris masih jauh ketinggalan dari impornya. Laju indeks PMI terus melambat walau masih berada diatas skala 50,0. Ibarat melaju dengan mesin yang sudah usang, perkembangan industri menengah kecil Inggris terus tersendat-sendat. Singkat kata, pertumbuhan Inggris butuh pelumas agar berjalan stabil dalam jangka panjang. Ketiadaan pelumas ini membuat BoE terkesan mencari-cari alasan untuk tidak menaikkan suku bunga walau batas pengangguran 7% telah sukses dilewati.

Diantara bank sentral negara maju yang lain, memang Bank of England adalah yang paling mungkin meningkatkan suku bunga dalam tahun ini. Tetapi sebelum itu terjadi, reli GBP kemungkinan akan menemui beberapa halangan. David Rodriguez dari DailyFX (19/4) menyebutkan bahwa GBP berada dalam risiko karena posisinya yang sudah di level puncak dan laju gain yang berpotensi melambat. Lebih lanjut, ia menyarankan untuk mengamati notulen rapat moneter BoE yang bisa jadi katalis pergerakan besar bagi GBP. Notulen tersebut dijadwalkan rilis tanggal 23 April besok.


Nasehat Gubernur Bank Sentral AS Bagi Investor

Disamping Inggris, suku bunga AS juga santer digosipkan akan dinaikkan. Kenaikan suku bunga awalnya diharapkan pada semester pertama 2015, segera setelah stimulus habis di-taper. Untuk sementara waktu, prospek USD nampak cerah seiring dengan harapan pasar akan pengetatan moneter berkelanjutan oleh bank sentral AS, The Fed.

Namun pengalihan isu oleh The Fed dan gubernurnya, Janet Yellen, menebarkan keraguan. Tapering hampir pasti terus berlanjut, tetapi prospek kenaikan suku bunga kian jauh dari pandangan.

Dalam forum Economic Club of New York akhir minggu lalu, Yellen mengatakan bahwa ia mengharapkan lebih banyak kaum pengangguran AS untuk diserap pasar tenaga kerja, agar laju upah dan inflasi lebih mantap. Data pengangguran jangka pendek (baca: jobless claims dan NFP) dianggapnya kurang relevan sebagai indikasi peningkatan inflasi. Masalahnya, walaupun tingkat pengangguran sekarang terhitung rendah, tetapi masih ada 3,7 juta orang Amerika menganggur selama lebih dari 6 bulan. Dengan kondisi ekonomi saat ini, Yellen memperkirakan akan butuh dua tahun untuk mencapai target inflasi dan pengangguran yang dikehendaki the Fed. Ia menyarankan investor untuk melihat perkembangan data ekonomi (jangka menengah-panjang) untuk menilai kapan suku bunga acuan dinaikkan.

Apabila Anda trader spesialis pair major, khususnya trader jangka panjang, perhatikan baik-baik nasehat gubernur wanita pertama the Fed tadi. Biarpun di awal tahun banyak yang memperkirakan USD akan berjaya tahun 2014 ini, tetapi realita akan lebih sulit digapai.

172862

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.