EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.243   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,386.17/oz   |   Silver 28.53/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,091.41   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 4 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 4 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 4 jam lalu, #Saham AS

GBP Berupaya Rebound Pasca Rilis Data Penjualan Ritel Inggris

Penulis

GBP/USD dan GBP/JPY mencuat pasca rilis data penjualan ritel Inggris, tetapi belum keluar dari kisaran terendah satu bulan.

Poundsterling melesat sekitar 0.2 persen ke kisaran 1.2828 terhadap Dolar AS, setelah publikasi data penjualan ritel (Retail Sales) Inggris pada pertengahan sesi Eropa hari Jumat ini (15/Februari). Pounds juga unggul versus Euro dan Yen, lantaran dipacu oleh berita yang sama. Akan tetapi, pasangan mata uang GBP/USD dan GBP/JPY belum keluar dari kisaran terendah satu bulan, karena parlemen Inggris menolak menghapus probabilitas "No-Deal Brexit".

GBPUSD Daily

 

Penjualan Ritel Terbaik Sejak April 2017

UK Office for National Statistics (ONS) mengumumkan bahwa penjualan ritel Inggris mengalami kenaikan 1.0 persen (Month-over-Month) pada bulan Januari, dan mencatat pertumbuhan 4.2 persen secara Year-on-Year. Angka-angka tersebut jauh lebih baik dibandingkan periode sebelumnya maupun estimasi awal. Secara khusus, rekor penjualan ritel YoY merupakan yang tertinggi sejak April 2017. Hal ini mengonfirmasi pernyataan Gertjan Vlieghe kemarin bahwa perilaku konsumen tak mengalami perubahan signifikan menjelang Brexit.

Kenaikan pesat juga dialami oleh penjualan ritel inti (Core Retail Sales). Indikator ekonomi ini meroket 1.2 persen (Month-over-Month). Dalam basis tahunan, penjualan ritel inti mencatat laju kenaikan nyaris dua kali lipat, dari 2.9 persen pada bulan Desember menjadi 4.1 persen pada bulan Januari.

 

PM May Kalah Lagi

Terlepas dari rilis data di atas, Poundsterling masih menyandang gelar mata uang G10 dengan kinerja terburuk pekan ini dan belum mampu menghapus pelemahan sebelumnya yang diakibatkan oleh kekalahan fatal PM Theresa May di parlemen Inggris. Pasalnya, May gagal menggolkan mosi yang akan menghapus probabilitas "No-Deal Brexit" secara implisit. Sebagian anggota partai Konservatif pro-Brexit memilih abstain, sehingga mosi tersebut hanya mampu memperoleh suara 258 vs 308 dalam voting yang berlangsung pada Kamis malam.

Untuk saat ini, para analis menilai kalau probabilitas "No-Deal Brexit" masih sangat rendah. Akan tetapi, tak ada yang berani mengatakan kalau hal itu takkan terjadi. Konsekuensinya, tekanan bearish masih membebani Poundsterling.

Para pakar dari bank investasi Goldman Sachs mengungkapkan, mereka memperkirakan ada 50 persen kemungkinan suatu kesepakatan bakal diratifikasi, karena mayoritas anggota parlemen Inggris tentu tak ingin menyaksikan terjadinya "No-Deal Brexit". Namun, mereka juga menyebutkan adanya 15 persen probabilitas bagi skenario terburuk itu.

287414
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.