EUR/USD 1.066   |   USD/JPY 154.790   |   GBP/USD 1.235   |   AUD/USD 0.646   |   Gold 2,305.51/oz   |   Silver 26.94/oz   |   Wall Street 38,239.98   |   Nasdaq 15,451.31   |   IDX 7,120.97   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) pada kuartal I/2024 meraup pendapatan senilai $73.82 juta, menyusut 15.96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) hari ini, guna memberikan keputusan pembagian dividen serta pengangkatan direksi baru, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Waskita Karya (WSKT) kembali memenangkan gugatan permohonan PKPU yang dilayangkan kedua kalinya oleh emiten keluarga Jusuf Kalla, Bukaka (BUKK), 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) melesat 20% seiring rencana perseroan melakukan kuasi reorganisasi untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham, 2 jam lalu, #Saham Indonesia

GBP/USD Ditekan Gonjang-ganjing Politik Inggris

Penulis

Upaya partai Konservatif untuk melengserkan PM Theresa May telah menekan Poundsterling sejak awal pekan, khususnya pada pair GBP/USD.

Pasangan mata uang GBP/USD melorot lagi sebesar 0.15 persen ke kisaran 1.2882, level terendahnya sejak pertengahan Februari lalu. Kemarin, Perdana Menteri Inggris, Theresa May, berhasil lolos dari ancaman penggulingan baru; tetapi masih didesak untuk menyerahkan rencana pengunduran diri oleh para petinggi partai Konservatif. Instabilitas dalam tubuh partai politik terbesar di Inggris ini telah menekan Poundsterling sejak awal pekan hingga pertengahan sesi Eropa hari Kamis ini (24/April), di tengah minimnya jadwal rilis data ekonomi yang berdampak tinggi.

GBPUSD Daily

Pada bulan Desember lalu, mosi tak percaya yang diluncurkan oleh sebagian anggota partai Konservatif untuk melengserkan PM May, telah gagal. Sehubungan dengan itu, sebuah pertemuan khusus para petinggi partai Konservatif kemarin memutuskan untuk mengukuhkan peraturan bahwa Theresa May baru boleh ditantang mosi serupa setelah satu tahun berlalu, atau secepat-cepatnya pada bulan Desember 2019. Meski demikian, komite tersebut menghimbau agar May memberikan kejelasan mengenai kapan ia akan mengundurkan diri dari jabatan Perdana Menteri Inggris.

Kasak-kusuk ini berkontribusi cukup besar terhadap pelemahan Poundsterling. Sebagaimana diungkapkan oleh Jane Foley dari Rabobank, "Pasar kian letih menyaksikan proses Brexit, tarik-ulur politik yang berkaitan dengannya di Inggris, serta kerusakan dalam perekonomian Inggris sebagai akibat dari ketidakpastian yang berkepanjangan."

Hann-Ju Ho, seorang analis dari Llyods Bank, juga mengatakan, "Pound terus menerus dibebani oleh ketidakpastian Brexit, termasuk perundingan lintas partai yang terus berlanjut (tanpa hasil signifikan) dan gonjang-ganjing dalam partai Konservatif. Ada laporan bahwa pemerintah akan mengajukan (pembahasan) Withdrawal Agreement Bill pekan depan, meskipun tak ada jaminan kalau parlemen akan menyetujuinya."

Ini adalah draft rancangan perundangan yang berbeda dengan EU Withdrawal Agreement yang diajukan oleh PM May berdasarkan perundingannya dengan Uni Eropa. Withdrawal Agreement Bill berfungsi untuk memungkinkan Brexit dilakukan setelah tercapainya kesepakatan tertentu, dan voting pengesahannya dijadwalkan setelah parlemen meratifikasi EU Withdrawal Agreement.

288267
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.