Akibat jajak pendapat kemerdekaan Scotlandia dimana opsi yes unggul, GBP/USD melemah. Alasannya jika merdeka apakah Scotlandia akan tetap menggunakan Pound.
Dalam piala dunia sepak bola dan piala Eropa, kerajaan Inggris Raya atau United Kingdom (UK) terbagi atas England, Scotlandia, Irlandia dan Wales yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi dalam pemerintahan, Scotlandia adalah salah satu bagian dari kerajaan Inggris Raya sejak tahun 1707 disamping England dan Irlandia. Pada tahun 2007 lalu Partai Nasional Scotlandia (Scottish National Party atau SNP) mendesak parlemen untuk mengadakan referendum apakah kerajaan Scotlandia akan berdiri sendiri. Sesuai kesepakatan, referendum melalui voting akan diadakan pada tanggal 18 September pekan depan, tetapi kampanye dan jajak pendapat telah dimulai sejak awal bulan ini.
Dari jajak pendapat yang dipublish harian terkenal Inggris Sunday Times, mereka yang menginginkan Scotlandia berdiri sebagai negara sendiri adalah sebanyak 51%, sedang yang ingin tetap bergabung dengan UK sebanyak 49%. Meski jajak pendapat tidak mencerminkan hasil akhir referendum tetapi sangat berdampak pada pergerakan harga mata uang Pound Sterling. Salah satu sebabnya adalah jika Scotlandia berdiri sebagai negara merdeka apakah tetap akan menggunakan mata uang Pound, bergabung dengan mata uang Euro, atau membuat mata uang sendiri.
Sebagian politisi baik dari Scotlandia maupun Inggris tidak setuju jika Scotlandia yang telah merdeka tetap menggunakan Pound Sterling, termasuk mantan perdana menteri Inggris Sir John Major dan Gordon Brown, tetapi beberapa politisi dan pihak SNP ingin tetap menggunakan Pound Sterling. Mereka yang setuju berpendapat bahwa ekspor Scotlandia yang membaik akan berdampak positif pada neraca perdagangan Inggris yang pada akhirnya akan memperkuat nilai tukar Pound.
Spekulasi akan kemenangan pemilih opsi yes (yang setuju Scotlandia merdeka) dan Scotlandia yang tidak akan menggunakan mata uang Pound menyebabkan panic selling terhadap GBP. GBP/USD melemah tajam sejak minggu lalu, bahkan perdagangan awal minggu ini dibuka dengan gap turun. Mungkin reaksi pasar terlalu berlebihan mengingat dari data fundamental, perekonomian Inggris masih cukup baik dan perbedaan hasil jajak pendapat tidak terlalu menyolok.
Sentimen terhadap Sterling-Dollar bertambah negatif ketika beredar spekulasi Bank of England (BoE) akan menarik rencana kenaikan suku bunganya jika opsi yes memenangkan referendum. Sementara itu FOMC meeting pada tanggal 17 pekan depan diperkirakan akan mengabaikan data Non-Farm Payrolls (NFP) yang lemah dan tetap melakukan tapering sehingga GBP/USD akan cenderung terus melemah hingga hari referendum tanggal 18. Hingga tanggal 8 kemarin, level 1.6 yang sama dengan 50% Fibo retracement masih tampak sebagai support kuat.
Perbandingan dengan referendum di Canada
Pada tahun 1995 propinsi Quebec di Canada juga mengadakan referendum serupa. Dua minggu sebelum hari referendum USD/CAD menguat (CAD melemah) hingga lebih dari 3.5%, beberapa hari sebelum hari H USD/CAD bergerak sideways, dan sehari setelah referendum USD/CAD melemah tajam (CAD menguat). Referendum tersebut dimenangkan oleh opsi no (yang menolak Quebec merdeka). Namun demikian beberapa waktu setelah itu terjadi capital outflow dari Quebec yang menyebabkan sentimen negatif pada CAD walau hanya sementara.