Advertisement

iklan

AUD/USD bullish menguji garis SMA 200, NFP AS masih ditunggu, 8 jam lalu, #Forex Teknikal   |   IHSG dibuka menghijau pada level 7,144 pada perdagangan hari ini. Hingga akhir sesi I, penguatannya meningkat ke 7,165.54, 9 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Michelle Gass akan gantikan Chip Bergh sebagai CEO Levi Strauss & Co. pada 29 Januari 2024 mendatang, 9 jam lalu, #Saham AS   |   Blackstone Inc. (NYSE: BX) gandeng Digital Realty (NYSE: DLR) untuk bangun empat pusat data hyperscale baru, 9 jam lalu, #Saham AS   |   Posisi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai emiten terbesar BEI tersalip oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang berhasil catat kapitalisasi pasar sampai Rp1,083 triliun, 9 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Yen Jepang tetap kuat di tengah harapan Pivot BoJ, meski angka PDB lebih lemah, 10 jam lalu, #Forex Fundamental   |   GBP/USD bertahan di bawah level 1.2600 jelang Data NFP AS, 10 jam lalu, #Forex Teknikal   |   NZD/USD kehilangan momentum di bawah level 0.6170, mata tertuju pada Data NFP AS, 10 jam lalu, #Forex Teknikal
Selengkapnya

GBP/USD Tergilas Disinflasi dan Apresiasi Dolar

Penulis

GBP/USD menginjak level terendah satu pekan pada 1.1989, sementara EUR/GBP mencuat untuk pertama kalinya dalam lebih dari sepekan.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Kurs GBP/USD mengalami volatilitas yang sangat tinggi selama dua hari belakangan ini. Sterling sempat meroket ke level tertinggi 1.2180-an kemarin berkat kondisi pasar tenaga kerja yang lebih baik dari ekspektasi. Namun, posisinya langsung merosot akibat apresiasi greenback dalam sesi yang sama.

Kurs pound sterling makin terdepresiasi menyusul publikasi data inflasi Inggris tadi sore dan penjualan ritel AS malam ini. Saat berita ditulis pada awal sesi New York (15/Februari), GBP/USD telah menginjak level terendah satu pekan pada 1.1989.

GBPUSD DailyGrafik GBP/USD Daily via TradingView

Kantor Statistik Nasional melaporkan bahwa harga-harga di Britania Raya membukukan penurunan sebesar -0.6% (Month-over-Month) pada Januari 2023. Angka tersebut jauh lebih lemah dibandingkan estimasi konsensus yang sebesar -0.4%. Indeks harga konsumen inti bahkan jatuh lebih tajam sebesar -0.9% (Month-over-Month) dalam periode yang sama.

Indeks harga konsumen Inggris saat ini menampilkan tren disinflasi yang nyata dan berkelanjutan selama tiga bulan berturut-turut. Laju inflasi utama menurun dari 10.5% ke 10.1% dalam basis tahunan, sementara laju inflasi inti ambles dari 6.3% ke 5.8%.

Pelaku pasar menganggapnya sebagai sinyal dovish untuk kebijakan bank sentral Inggris (BoE) ke depan. Akibatnya, kejatuhan data-data inflasi Inggris memicu kemerosotan nilai tukar pound sterling terhadap berbagai mata uang lain.

Kurs EUR/GBP mencuat untuk pertama kalinya dalam lebih dari sepekan. GBP/JPY juga terbanting dari ambang resistance penting pada 162.00 untuk keempat kalinya sejak Desember.

"Pelemahan dalam inflasi jasa inti adalah risiko bagi prediksi kami untuk kenaikan (suku bunga BoE) sebesar 25 bps pada Maret, yang merupakan skenario dasar kami dikarenakan kekuatan di pasar tenaga kerja," kata Abbas Khan, ekonom di Barclays, "Babak berikutnya dari data inflasi dan pasar tenaga kerja, yang akan dirilis sebelum rapat (BoE) Maret, akan menjadi kunci."

Download Seputarforex App

298996
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.