EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.850   |   GBP/USD 1.237   |   AUD/USD 0.645   |   Gold 2,327.43/oz   |   Silver 27.33/oz   |   Wall Street 38,503.69   |   Nasdaq 15,696.64   |   IDX 7,162.22   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   Dow Jones Industrial Average naik 0.69% menjadi 38,503. Indeks S&P 500 naik 1.20% menjadi 5,070. Nasdaq Composite naik 1.59% menjadi 15,696, 4 jam lalu, #Saham AS   |   PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membukukan kenaikan laba bersih, mengantongi pendapatan senilai $311.01 juta hingga Maret 2024, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) mencetak pendapatan sebesar Rp994.15 miliar dengan laba bersih Rp129.11 miliar, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) menyiapkan dana Rp800 miliar yang bersumber dari kas internal untuk mengeksekusi rencana buyback 396.50 juta saham, 4 jam lalu, #Saham Indonesia

GDP China Memuaskan, Retail Sales Justru Melemah

Penulis

Ekonomi China tumbuh melampaui ekspektasi pada kuartal ketiga 2022. Akan tetapi, data retail sales justru melambat karena menurunnya permintaan.

Seputarforex - Biro Statistik Nasional China pada hari Senin (24/Oktober) mempublikasikan data GDP yang mengalami kenaikan sebesar 3.9 persen secara tahunan pada kuartal ketiga. Pertumbuhan ekonomi China melonjak dari level 0.4 persen dan melampaui proyeksi pasar yang memperkirakan kenaikan 3.4 persen saja.

Data GDP China Kuartal Ketiga Memuaskan, Retail Sales Justru Melemah
Secara kuartalan (Quarter-over-Quarter), ekonomi China meningkat 3.9 persen pada kuartal ketiga. Angka ini terbilang ciamik karena pada kuartal sebelumnya, ekonomi tercatat -2.6 persen akibat pembatasan COVID di beberapa kota utama China pada bulan April lalu.

Sementara itu, data ekonomi China lainnya yang dipublikasikan NBS pagi ini cukup beragam. Investasi Aset Tetap (Fixed Asset Investment) naik 5.9 persen pada bulan September, tidak memenuhi ekspektasi kenaikan 6.0 persen, tetapi masih lebih tinggi dari angka periode sebelumnya di 5.8 persen. Stimulus yang digelontorkan pemerintah China dengan membiayai pembangunan dinilai cukup berhasil menjaga pertumbuhan di sektor investasi bisnis dalam beberapa bulan terakhir.

Sementara itu, sektor ritel China terpantau mengalami perlambatan cukup signifikan. Hal ini terkonfirmasi dari data Retail Sales bulan September yang hanya naik 2.5 persen, jauh dari pencapaian 5.4 persen di bukan sebelumnya. Trend penjualan ritel China kurang memuaskan sebagai akibat dari melemahnya permintaan konsumen yang sudah berbelanja cukup banyak pada bulan Agustus.

Baca juga: Output Industri China Tak Sesuai Ekspektasi, Retail Sales Melambat

Bertolak belakang dengan penjualan ritel, data ekspor China menunjukkan kinerja apik dengan membukukan kenaikan 5.7 persen dibandingkan tahun lalu. Kendati di bawah pencapaian 7.1 persen pada bulan Agustus, hasil kali ini masih lebih baik daripada proyeksi kenaikan 4.1 persen.

Terlepas dari rilis data fundamental yang cukup beragam, IMF dan Bank Dunia baru-baru ini telah memangkas outlook pertumbuhan ekonomi China. IMF menurunkan proyeksi ekonomi untuk tahun 2022 menjadi hanya 3.2 persen, sementara perkiraan Bank Dunia dipatok pada level 2.8 persen saja. Angka tersebut merupakan level paling rendah dalam empat dekade terakhir atau sebelum krisis pandemi di awal tahun 2020.

Download Seputarforex App

298424
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.