Advertisement

iklan

AUD/USD bullish menguji garis SMA 200, NFP AS masih ditunggu, 1 hari, #Forex Teknikal   |   IHSG dibuka menghijau pada level 7,144 pada perdagangan hari ini. Hingga akhir sesi I, penguatannya meningkat ke 7,165.54, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Michelle Gass akan gantikan Chip Bergh sebagai CEO Levi Strauss & Co. pada 29 Januari 2024 mendatang, 1 hari, #Saham AS   |   Blackstone Inc. (NYSE: BX) gandeng Digital Realty (NYSE: DLR) untuk bangun empat pusat data hyperscale baru, 1 hari, #Saham AS   |   Posisi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai emiten terbesar BEI tersalip oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang berhasil catat kapitalisasi pasar sampai Rp1,083 triliun, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Yen Jepang tetap kuat di tengah harapan Pivot BoJ, meski angka PDB lebih lemah, 1 hari, #Forex Fundamental   |   GBP/USD bertahan di bawah level 1.2600 jelang Data NFP AS, 1 hari, #Forex Teknikal   |   NZD/USD kehilangan momentum di bawah level 0.6170, mata tertuju pada Data NFP AS, 1 hari, #Forex Teknikal
Selengkapnya

GDP Inggris Mengecewakan, Sterling Makin Tertekan

Penulis

UK ONS melaporkan bahwa GDP Inggris hanya bertumbuh 0.1 persen pada bulan Oktober, padahal sempat melaju 0.6 persen pada bulan September.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Pound sterling terus terkapar di bawah kisaran 1.3200-an terhadap dolar AS dalam fase awal perdagangan sesi Eropa hari ini (10/Desember). Rilis data Gross Domestic Product (GDP) Inggris menunjukkan pertumbuhan yang teramat mengecewakan pada periode Oktober 2021, sehingga prospek "BoE rate hike" minggu depan pun kian menipis.

GBPUSD DailyGrafik GBP/USD Daily via TradingView

UK Office for National Statistics (ONS) melaporkan bahwa GDP Inggris hanya bertumbuh 0.1 persen (Month-over-Month) pada bulan Oktober 2021, alias jauh lebih rendah daripada ekspektasi konsensus (0.4 persen) maupun pertumbuhan bulan sebelumnya (0.6 persen). ONS menambahkan pula bahwa perekonomian Inggris masih 0.5 persen di bawah tingkat pra-pandemi.

Laporan GDP kali ini semakin memperburuk outlook ekonomi Inggris. Apalagi PM Boris Johnson kemarin baru saja mengumumkan pengetatan aturan pembatasan sosial guna menanggulangi gelombang baru COVID-19.

Maike Curry, direktur investasi Fidelity International, mengatakan, "Dengan pemerintah bergerak untuk mengimplementasikan Plan B atas kekhawatiran terhadap varian Omicron, ada perasaan déjà vu. Para pekerja kembali ke meja dapur mereka, dan musim perayaan besar yang diharapkan oleh para pengecer dan sektor perhotelan mungkin tidak secerah harapan."

"Menjelang 2022, prakiraan pertumbuhan telah diturunkan untuk tahun depan dengan GDP diperkirakan hanya mencapai 4.2%. Tingkat inflasi yang tinggi dan kekhawatiran Omicron kemungkinan akan membatasi pengeluaran konsumen, sementara perusahaan-perusahaan berjuang melawan hambatan yang sedang berlangsung. Dengan ketidakpastian membayangi, jalan di depan menjadi semakin sulit untuk ditempuh. BoE akan sangat menyadari bahwa lebih sulit untuk menggali ekonomi keluar dari resesi daripada untuk mendinginkan inflasi yang meningkat, sehingga kenaikan suku bunga minggu depan semakin tidak mungkin terjadi."

Pesimisme serupa mengemuka pula dalam opini sejumlah analis lain. Tak pelak, kurs pound sterling tertekan terhadap sebagian besar mata uang mayor. Saat berita ditulis, sterling masih terdepresiasi pada kisaran 150.00 terhadap yen Jepang. EUR/GBP juga menanjak sekitar 0.2 persen ke kisaran 0.8550-an, setelah sempat terkoreksi cukup jauh pada perdagangan kemarin.

Download Seputarforex App

296948
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.