EUR/USD 1.066   |   USD/JPY 154.370   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.644   |   Gold 2,376.39/oz   |   Silver 28.30/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,044.68   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 23 menit lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 24 menit lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 31 menit lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 33 menit lalu, #Saham AS

GDP Inggris Sesuai Ekspektasi, Sterling Belum Banyak Berubah

Penulis

Pertumbuhan Inggris tercatat mengalami stagnasi setelah data GDP yang rilis Rabu (26/11) sore ini masih belum beranjak dari perolehan di bulan sebelumnya. Pencapaian ini juga mengamini ekspektasi analis terhadap GDP Inggris, yang juga memperkirakan tidak adanya perubahan pada data ini. Terkait laporan tersebut, GBP/USD masih menyusuri level 1.5694, atau tidak banyak berubah dari perolehan di sesi trading sebelumnya.

Pertumbuhan Inggris tercatat mengalami stagnasi setelah data GDP yang rilis Rabu (26/11) sore ini masih belum beranjak dari perolehan di bulan sebelumnya. Pencapaian ini juga mengamini ekspektasi analis terhadap GDP Inggris, yang juga memperkirakan tidak adanya perubahan pada data ini. Terkait laporan tersebut, GBP/USD masih menyusuri level 1.5694, atau tidak banyak berubah dari perolehan di sesi trading sebelumnya.

Poundsterling tak banyak bergeser pasca GDP Inggris alami stagnasi



GDP Inggris Penuhi Ekspektasi Dengan Stagnasi

ONS (Badan Statistik Nasional) Inggris melaporkan angka pertumbuhan GDP yang berada tetap di level 0.7%, atau sama dengan perolehan di periode sebelumnya. Pencapaian GDP untuk kuartal ketiga ini juga dibarengi dengan angka GDP tahunan yang masih betah menghuni level 0.3%. Kedua hasil GDP tersebut berada tepat di angka yang sama dengan ekspektasi terhadap data ini.

Pencapaian yang sesuai ekspektasi dari laporan GDP ini dinilai mampu mendukung optimisme terhadap outlook perekonomian Inggris. Namun, stagnasi di level yang sama dengan pencapaian bulan lalu ini juga menandakan ketidakmampuan Inggris untuk bangkit dari penurunannya di kuartal ketiga. Data GDP tahunan di kuartal kedua masih berada di poin 3.2%, sementara angka GDP kuartalan juga tercatat lebih tinggi dari peraihan di kuartal ini, yaitu sebesar 0.9%.



Stagnasi pertumbuhan ini sebelumnya memang telah diekspektasikan, akibat adanya defisit neraca perdagangan yang semakin melebar dan data penjualan retail yang kehilangan momentum di kuartal ketiga. Defisit pada neraca perdagangan Ingrris untuk kuartal ketiga dilaporkan melebar ke angka £29 milyar. Padahal, defisit di periode sebelumnya hanya terhitung sejumlah £9 milyar. Sementara itu, angka penjualan retail kuartalan direvisi turun dari 0.3% ke 0.2%, yang merupakan penurunan tajam dari peningkatan sebanyak 1.6% di kuartal kedua.

GBP/USD masih terpampang flat pasca terbitnya data GDP ini. Pair tersebut hanya bergerak ke angka 1.5964 dari pencapainnya di 1.5709 sebelum laporan GDP dirilis. Terhadap Euro, Pound juga tak banyak berubah. Pair EUR/GBP sedikit menanjak ke level 0.7946 dari perolehan di 0.7938 sebelumnya.

 

Proyeksi BOE Tak Banyak Berubah

Pada laporan inflasi BOE yang dirilis kemarin, proyeksi pertumbuhan tahunan hanya mengalami sedikit revisi. Target GDP tahunan untuk 2014 tetap berada di 3.5%, sedangkan angka proyeksi untuk tahun 2015 sedikit diturunkan dari 3% menjadi 2.9%. Target di tahun 2016 sendiri masih tetap sama, yaitu di level 2.6%. Keputusan BOE untuk tidak melakukan banyak perubahan terhadap proyeksi GDP ini disebabkan oleh memudarnya ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga bank. BOE sampai saat ini masih mempertahankan kebijakan moneter yang 'akomodatif', mengingat pelemahan di Zona Euro dan resiko geopolitik dinilai sanggup membayangi potensi pertumbuhan Inggris.

212886
Penulis

Alumni Sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya yang sekarang menjadi pengisi konten artikel di seputarforex.com. Aktif menulis tentang informasi umum mengenai forex, juga terinspirasi untuk mengulas profil dan kisah sukses trader wanita.