Advertisement

iklan

EUR/USD 1.087   |   USD/JPY 149.210   |   GBP/USD 1.272   |   AUD/USD 0.655   |   Gold 2,161.87/oz   |   Silver 25.23/oz   |   Wall Street 38,790.43   |   Nasdaq 16,103.45   |   IDX 7,353.61   |   Bitcoin 67,548.59   |   Ethereum 3,517.99   |   Litecoin 87.11   |   McDonald's (NYSE:MCD) mengalami masalah teknologi global yang signifikan pada hari Jumat, menyebabkan gangguan operasional di berbagai lokasi internasional, termasuk AS, Australia, Inggris, Jepang, dan Hong Kong, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.1% menjadi 5,207, sementara Nasdaq 100 turun 0.3% menjadi 18,181 pada pukul 19:06 ET (23:06 GMT). Dow Jones turun tipis menjadi 39,218, 1 jam lalu, #Saham AS   |   Michael S. Dell, CEO Dell Technologies Inc (NYSE: DELL), baru-baru ini telah menjual sejumlah besar saham di perusahaan tersebut. Ia membuang saham senilai lebih dari $145 juta dalam serangkaian transaksi, 1 jam lalu, #Saham AS   |   Reddit dan YouTube Google menghadapi tuntutan hukum yang meminta mereka bertanggung jawab karena membantu memungkinkan supremasi kulit putih membunuh 10 orang kulit hitam pada tahun 2022, 1 jam lalu, #Saham AS

GDP Jepang Capai Level Terlemah Sejak 2014

Penulis

Kenaikan pajak yang dilakukan pemerintah Jepang pada bulan Oktober 2019 melukai konsumsi, sehingga berimbas terhadap laju pertumbuhan GDP Kuartal IV/2019.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex.com - Pada hari Senin (17/Februari), Departemen Statistik Jepang merilis data GDP tahunan yang secara mengejutkan menyentuh -6.3 persen. Angka ini jauh lebih buruk ketimbang data periode sebelumnya dan forecast ekonom yang memprediksi kemerosotan ke -3.8 persen saja. Jika ditarik secara garis besar, level GDP kali ini menjadi yang terburuk sejak tahun 2014 silam.

GDP Jepang Kuartal IV/2019 Merosot

Data GDP Jepang dalam basis kuartalan -1.6 persen di periode yang sama, lebih buruk ketimbang ekspektasi penurunan menuju -1.0 persen, dan melemah jauh dari data periode sebelumnya yang menghimpun kenaikan 0.1 persen saja.

Langkah berani yang dilakukan pemerintah Jepang dalam menaikkan pajak demi menggenjot inflasi telah berdampak buruk pada hampir seluruh lini perekonomian. Tidak tanggung-tanggung, konsumsi swasta turun 2.9 persen, dan pengeluaran modal mengalami kemerosotan pertama dalam tiga kuartal terakhir.

 

Ancaman Resesi Ekonomi Mengintai

Para analis berpendapat jika dampak meluas dari epidemi virus Corona yang merusak output dan pariwisata, berpotensi merusak pertumbuhan pada kuartal pertama 2020 dan mendorong Jepang ke dalam resesi. Perlu dicatat, resesi ekonomi terkonfirmasi apabila pertumbuhan GDP berada di zona minus selama dua kuartal berturut turut.

"Ada peluang yang cukup besar bahwa ekonomi Jepang akan mengalami kontraksi lagi pada Januari-Maret. Virus Corona tidak hanya menekan pariwisata dan ekspor, tetapi juga dapat membebani konsumsi domestik... Terlebih, apabila wabah ini tidak kunjung usai hingga perhelatan Olimpiade di Jepang, maka kerusakan ekonomi akan semakin besar," kata Taro Saito, analis eksekutif dari NLI Research Institute.

Kemerosotan perekonomian membuat posisi Bank Sentral Jepang (BoJ) semakin sulit lantaran saat ini sudah tidak punya banyak opsi yang bisa diambil. "Tidak banyak yang bisa dilakukan BoJ... Pelonggaran moneter tambahan mungkin mempunyai dampak buruk yang lebih banyak dibandingkan dampak baik bagi perekonomian," ujar Takeshi Minami, kepala ekonom di Norinchukin Research Institute.

 

Yen Berpeluang Kembali Melemah

Pada saat berita ini diturunkan, posisi Yen bergerak relatif tenang versus Dolar AS, nyaris tidak terpengaruh atas buruknya rilis data GDP Jepang pagi ini. Pair USD/JPY berada pada level 109.81, menguat sebatas 0.03 persen dari harga Open harian. Secara keseluruhan, pasangan mata uang ini masih berada di dekat kisaran tertinggi sejak awal 2020.

GDP Jepang Kuartal IV/2019 Merosot

Sebagai salah satu mata uang safe haven di tengah wabah virus Corona, Yen tidak melemah terlalu jauh melawan mata utama lainnya. Namun jika resesi ekonomi Jepang terkonfirmasi, Yen berpotensi melanjutkan pelemahan terutama terhadap Dolar AS.

292023
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.