Advertisement

iklan

Ethereum futures (ETFs) menerima sambutan yang tidak begitu antusias pada hari pertama perdagangan, 7 jam lalu, #Kripto Fundamental   |   USD/CHF naik di atas level 0.9200 setelah data CPI Swiss dirilis, 8 jam lalu, #Forex Teknikal   |   NZD/USD mengikuti tren penurunan menuju level 0.5900, dan sekarang perhatian tertuju pada keputusan kebijakan RBNZ, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Menurut ECB's Lane: kami tidak akan mencapai target inflasi 2% dengan cepat seperti yang kami harapkan untuk mencapai 4%, 9 jam lalu, #Forex Fundamental   |   PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) akan mendapatkan Rp2.3 triliun dari International Finance Corporation (IFC) dan Franke & Company, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) melaporkan produksi migas melampaui target pada semester I/2023, mencapai 162 juta barel ekuivalen minyak per hari (mboepd), 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Delta Air Lines (NYSE:DAL) mengatakan pihaknya telah diberitahu oleh salah satu penyedia layanannya bahwa "sejumlah kecil" mesin yang telah dirombak tidak memenuhi persyaratan dokumentasi, 14 jam lalu, #Saham AS   |   Boeing (NYSE:BA) berencana untuk mendorong produksi jet 737 yang paling laris setidaknya 57 per bulan pada Juli 2025, yang mencerminkan peningkatan pesanan dan pemulihan perusahaan setelah krisis 737 MAX, 14 jam lalu, #Saham AS
Selengkapnya

GDP Kuartal II Kembali Negatif, Australia Masuk Resesi

Penulis

Australia memasuki resesi untuk pertama kalinya sejak 1991, menyusul rilis data GDP kuartal II yang kembali minus. AUD/USD turun merespon kabar ini.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Pada hari Rabu (02/September), Biro Statistik Australia mempublikasikan data GDP yang minus 7.0 persen pada kuartal kedua, lebih buruk ketimbang forecast ekonom untuk penurunan 5.9 persen. Hasil GDP ini lebih buruk dari angka kuartal sebelumnya yang sudah minus 0.3 persen, dan menegaskan bahwa Australia telah memasuki resesi untuk pertama kalinya sejak 1991.

GDP Kuartal II Kembali Negatif,
Sementara itu, GDP Australia dalam basis tahunan juga mengalami penurunan. Tidak tanggung-tanggung, perekonomian menyusut hingga 6.3 persen dari tahun sebelumnya, lebih buruk ketimbang ekspektasi untuk penurunan 5.2 persen. Hasil ini kontras jika dibandingkan rilis pada periode sebelumnya yang masih mencatatkan kenaikan 1.4 persen.

Kemerosotan ekonomi sepanjang periode April-Juni tidak terlepas dari amblesnya daya beli masyarakat karena dampak pandemi COVID-19. Kondisi ini semakin diperparah oleh langkah pemerintah Australia yang memberlakukan lockdown di awal kuartal kedua, sehingga menyebabkan trend belanja konsumen dan aktivitas ekonomi melambat signifikan. Padahal, belanja konsumen memberikan kontribusi terbesar terhadap data GDP secara keseluruhan.

Reserve Bank of Australia (RBA) sebenarnya sudah aktif melakukan upaya penanggulangan. Dalam statement terbarunya kemarin, bank sentral tersebut menegaskan akan tetap membiarkan suku bunga rendah lebih lama dan memperluas pinjaman khusus terhadap perbankan guna menggenjot perekonomian yang terdampak COVID-19.

Di sisi lain, pemerintah Australia turut berupaya meredam kejatuhan ekonomi lebih dalam dengan menggelontorkan stimulus senilai puluhan miliar dolar. Bantuan ini ditujukan untuk memberi suntikan dana kepada perusahaan agar tidak kolaps, dan membantu rumah tangga yang terkena dampak pandemi.

 

Dolar AS Menguat, AUD Terkoreksi

Rilis GDP kuartal kedua pagi ini berdampak signifikan terhadap pergerakan Dolar Australia. Pair AUD/USD yang sebelumnya kokoh mempertahankan reli kenaikan, saat ini berada di kisaran 0.7350. Harga melemah hingga 0.29 persen dari harga Open harian.

GDP Kuartal II Kembali Negatif,
Pelemahan AUD juga disebabkan oleh pemulihan Dolar AS setelah rilis data ekonomi AS tadi malam yang cukup solid. Selanjutnya, fokus investor akan tertuju pada data ketenagakerjaan AS yang akan dipublikasikan Jumat besok. Laporan ini berpotensi menjadi katalis pair-pair mayor selanjutnya.

Download Seputarforex App

294158
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.