EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.23/oz   |   Silver 27.40/oz   |   Wall Street 38,002.53   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 16 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 16 jam lalu, #Saham AS

Gegara AS, Harga Minyak Turun 5 Persen Sepanjang Januari

Penulis

Peningkatan aktivitas pengeboran minyak di Amerika Serikat memupuskan upaya OPEC dan produsen minyak lainnya untuk memangkas produksi.

Seputarforex.com - Harga minyak bumi makin murah di awal tahun 2017. Peningkatan aktivitas pengeboran minyak di kawasan Amerika Serikat memupuskan upaya negara-negara anggota OPEC dan produsen minyak lainnya untuk menaikkan harga melalui pemangkasan produksi.

 

Harga Minyak Turun

 

Saat berita ini ditulis (31/1), minyak berjangka Brent diperdagangkan pada $55.25 per barel, nyaris tak berubah dari harga penutupan sebelumnya. Sementara West Texas Intermediate (WTI) diperjualbelikan di kisaran $52.44, turun 20 sen dari harga penutupan kemarin.

Secara keseluruhan, Brent telah melorot 5 persen dari puncak harga tertingginya bulan Januari, sedangkan WTI turun lebih dari 2.5%. Upaya pemangkasan produksi yang dirintis Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) untuk mengakhiri surplus minyak, dipandang tak mampu mengimbangi laju peningkatan pengeboran di AS.

Sebagaimana disampaikan ANZ Bank pada Reuters, "Harga minyak mentah terus mengalami kesulitan sejalan dengan trader yang masih mengkhawatirkan peningkatan aktivitas pengeboran di AS."

Baker Hughes pada hari Jumat malam melaporkan bahwa jumlah oil drilling rigs di negeri Paman Sam naik lagi sebanyak 15. Total sumur pengeboran kini berada pada 566, jumlah terbesar sejak November 2015.

Menyusul peningkatan aktivitas pengeboran tersebut, US Energy Information Administration (EIA) menyatakan bahwa produksi minyak AS sudah naik 6.3% sejak Juli 2016 ke angka total 9 juta barel per hari. Padahal, masih cukup banyak sumur tak aktif lainnya yang kemungkinan akan kembali beroperasi dalam beberapa waktu mendatang.

277432
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.