Harga emas hanya bergerak stabil, dekat dengan level tertinggi tiga bulan yang lalu. Daya tarik investasi safe-haven terhadap emas masih terjaga oleh kekhawatiran pada kondisi ekonomi global, yang telah menempatkan pasar saham di bawah tekanan.
Spot emas cenderung mendatar pada kisaran USD 1,126.60 per troy ons atau turun 0.20 persen, tak jauh dari level tertinggi USD 1,130.30 yang sempat tersentuh sehari yang lalu. Di bursa COMEX New York, emas berjangka pengiriman bulan April juga stabil di 1,127.10 Dolar AS per troy ons. Bullion termasuk salah satu aset yang menorehkan performa terbaiknya selama tahun baru, dengan mencatatkan kenaikan nilai jual lebih dari 6 persen setelah anjlok 10.4 persen 2015 silam.
Dalam catatan kepada para kliennya, James Steel selaku analis HSBS berkata, "Lemahnya harga minyak, Dolar AS dan gejolak di pasar saham adalah kombinasi yang bagus bagi harga emas. Emas akan tetap bulish, karena tren ekonomi tidak memiliki alasan untuk menekan bullion lebih rendah. Hari ini (3/2), minyak mentah diperdagangkan dekat dengan posisi terendahnya, saham Asia juga turun lagi karena kekhawatiran pada kondisi ekonomi global yang melambat, telah membuat para investor menjauh dari aset yang berisiko. Indeks Dollar AS yang mengukur greenback terhadap mata uang utama lainnya, juga masih bertahan di 98.82 hanya bergerak tipis 0.02 persen.
Saat ini, suku bunga global yang cenderung untuk menjadi lebih rendah. Seperti dilansir dari CNBC, para ekonom berpendapat bahwa gejolak di pasar keuangan dan kekhawatiran mengenai deflasi telah menimbulkan keraguan baru pada kemampuan Bank Sentral untuk memenuhi target pertumbuhan mereka. Kondisi ini memberikan dukungan bagi emas, sebagai salah aset yang semakin menarik saat terjadi ketidakpastian. Seperti halnya Januari lalu, saat Federal Reserve menahan suku bunga, yang juga membuat harga emas naik.
