EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.243   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,386.17/oz   |   Silver 28.53/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,087.32   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   Poundsterling menemukan area support, meskipun sentimen risk-off membuat bias penurunan tetap terjaga, 26 menit lalu, #Forex Fundamental   |   GBP/JPY bertahan di bawah level 192.00 setelah data penjualan ritel Inggris, 27 menit lalu, #Forex Teknikal   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 6 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 6 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 6 jam lalu, #Saham AS

GIAA: Lion Air Kuasai Pasar Domestik, Garuda Nomor Dua

Penulis

Persaingan maskapai Indonesia semakin menggebu. Garuda Indonesia (kode saham GIAA) kalah di pasar domestik, meski masih nomor satu untuk destinasi luar negeri.

Persaingan maskapai Indonesia semakin menggebu. Menurut data Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan tahun 2017 yang dirilis minggu lalu, penerbangan domestik dikuasai oleh Lion Air, sedangkan Garuda Indonesia (kode saham: GIAA) hanya mampu duduk di peringkat dua. Namun demikian, Garuda Indonesia menjuarai pangsa pasar penerbangan internasional, disusul oleh Air Asia (kode saham: CMPP).

 

Saham GIAA

 

Low Cost Carrier nampaknya lebih disukai oleh traveler dalam negeri, berkebalikan dengan traveler yang bepergian ke luar negeri. Di pasar domestik, persaingan maskapai Indonesia dimenangkan oleh Lion Air dengan pangsa pasar mencapai 34 persen, atau sejumlah 33,131,053 penumpang. Sedangkan Garuda Indonesia hanya mampu meraup 20 persen dengan 19,601,133 penumpang.

Meski demikian, Garuda Indonesia masih menjadi preferensi utama penumpang dengan destinasi luar negeri. Tercatat, Garuda Indonesia menguasai 39 persen pangsa pasar dengan 4,833,194 penumpang. Pada peringkat kedua, maskapai AirAsia dipilih oleh 3,273,758 penumpang, sehingga meraih pangsa pasar sebesar 26 persen.

Terlepas dari data ini, GIAA masih dibelit kemelut keuangan. Dalam tahun 2017, Garuda Indonesia mencatat kerugian bersih sebesar USD213.4 juta, anjlok dibanding laba USD9.4 juta yang diperoleh pada tahun 2016. Biang keroknya adalah kenaikan beban operasional sekitar 13.03% menjadi USD4.25 miliar akibat pembengkakan biaya bahan bakar seiring dengan kenaikan harga minyak dunia. Hingga akhir sesi perdagangan bursa minggu lalu, harga saham GIAA masih mangkrak di kisaran level terendah sepanjang masa pada Rp300 per lembar saham.

282880
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.