Seputarforex.com - Pukulan yang dialami oleh ekonomi global akibat pandemi corona kemungkinan akan empat kali lebih buruk daripada krisis finansial. Selain itu, tingkat pengangguran di Amerika Serikat akan mencapai titik tertinggi sejak Perang Dunia II. Proyeksi tersebut diungkapkan oleh Goldman Sachs melalui pemberitaan yang dirilis Selasa (14/April) malam ini, senada dengan pernyataan IMF pekan lalu. Sebelumnya, IMF menyebutkan bahwa ekonomi global akan lebih buruk daripada era Depresi Besar.
Mengingat bahwa sebagian besar negara maju nyaris tutup total untuk mencegah virus Corona menyebar lebih luas, maka Goldman Sachs memperkirakan pertumbuhan GDP AS akan merosot 11% di kuartal kedua ini. Sedangkan jika diukur dalam basis tahunan, maka GDP AS dapat merosot 35%.
Untuk sektor Pengangguran, Goldman Sachs memperkirakan AS akan menyentuh level 15%. Itupun dengan mengesampingkan parahnya situasi, karena banyaknya pekerja yang dirumahkan dan tidak segera mencari pekerjaan baru di tengah antisipasi pembukaan aktivitas ekonomi kembali. Artinya, tak menutup kemungkinan bahwa persentase pengangguran AS bisa lebih tinggi lagi.
Optimisme Mulai Muncul Dalam Beberapa Waktu Terakhir
Proyeksi GDP dan jumlah Pengangguran tersebut dinilai jauh lebih buruk daripada kondisi krisis finansial tahun 2008 silam. Kendati demikian, estimasi Goldman Sachs tampaknya masih dipandang sebagai salah satu opini yang merefleksikan kondisi saat ini saja. Pasalnya, kondisi pasar keuangan justru lebih cerah dalam beberapa hari terakhir.
Saham-saham sudah beranjak naik dari level-level rendahnya. Wall Street pun menampilkan skenario yang lebih optimistis daripada sebelumnya. Analis Goldman Sachs tak menampik adanya secercah harapan akan meredanya dampak pandemi corona.
"Peningkatan awal (dalam Outlook) umumnya digerakkan oleh kebijakan, tetapi optimisme lebih besar yang muncul dalam sepekan terakhir, setidaknya tampak lebih berhubungan langsung dengan (perkembangan kabar) virus itu sendiri," kata Jan Hatzius, Kepala Ekonom Goldman Sachs yang dikutip oleh CNBC pada hari Selasa (14/April) malam.
Hatzius menambahkan bahwa jumlah kasus aktif baru tampak mulai memuncak secara global. Proyeksi kumulatif kasus fatal, dan puncak permasalahan layanan kesehatan sudah mulai menurun. Bahkan, data aktual pasien baru di rumah-rumah sakit di New York (sebagai wilayah di AS dengan kasus Covid-19 paling banyak) pun sudah turun drastis.