Seputarforex.com - Harga emas tumbang ke bawah $1,500 per troy ounce, level terendah sejak bulan Agustus, di sesi perdagangan awal pekan ini (16/Maret). Hal itu diakibatkan oleh semakin banyaknya investor yang mencairkan uang dengan cara menjual emas. Tujuannya, guna menambah likuiditas di pasar saham.
Harga emas futures di Comex New York untuk pengiriman April anjlok 3.6 persen ke $1,461.90 per ounce, begitu juga dengan emas spot yang turun 4.4 persen ke $1,462.20 per ounce. Grafik XAU/USD berikut ini juga menunjukkan penurunan harga emas hingga lebih dari dua setengah persen ke 1,489.97.
Pandemi Corona Menciptakan Preseden Baru Di Pasar
Pemotongan suku bunga The Fed ke level nol pada hari Minggu kemarin tak lantas menggenjot harga emas seperti di era krisis finansial sebelumnya. Pasalnya, pasar saham yang amburadul akibat pandemi Corona membuat investor perlu menutup kerugian atau mengalirkan likuiditas. Sehingga, mereka mau tak mau mencairkan aset safe-haven yang dimiliki, khususnya emas.
"Secara umum, para investor masih banyak yang mencari cash. Mereka sedang melikuidasi aset-aset yang mereka miliki, termasuk emas... Kita bahkan melihat likuidasi dalam obligasi pemerintah, yang terkadang dipertimbangkan sebagai aset yang lebih aman daripada emas, hanya demi likuiditas dan tunai," kata analis FXTM, Hussein Sayed.
"Dalam babak ini, ekonomi global kita hampir pasti akan kembali dilanda resesi.... Semakin lama virus ini mewabah, semakin banyak negara yang mengumumkan langkah darurat, semakin banyak lockdown yang berlangsung, dan semakin buruk sentimen yang ada."
Virus Corona yang berawal dari China akhir tahun lalu, telah merenggut lebih dari 6,500 nyawa di seluruh dunia. Hal itu memicu kepanikan di pasar, dan bank-bank sentral pun segera mengambil kebijakan dengan menggelontorkan stimulus demi mencegah ekonomi memburuk makin parah. Selain The Fed yang sudah memotong suku bunga secara tiba-tiba untuk kedua kalinya, Bank sentral New Zealand juga dilaporkan memangkas suku bunganya ke level terendah sepanjang masa.