EUR/USD 1.081   |   USD/JPY 151.210   |   GBP/USD 1.264   |   AUD/USD 0.651   |   Gold 2,222.50/oz   |   Silver 24.97/oz   |   Wall Street 39,807.37   |   Nasdaq 16,379.46   |   IDX 7,288.81   |   Bitcoin 69,455.34   |   Ethereum 3,500.12   |   Litecoin 93.68   |   Pound Sterling menghadapi tekanan di tengah kuatnya penurunan suku bunga BoE, 13 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Menurut analis ING, EUR/USD berpotensi menuju 1.0780 atau mungkin 1.0750 di bawah Support 1.0800. , 13 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF naik ke dekat level 0.9060 karena penghindaran risiko, amati indikator utama Swiss, 13 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD menarget sisi bawah selanjutnya terletak di area 1.2600-1.2605, 13 jam lalu, #Forex Teknikal   |   BEI tengah merancang aturan tentang Liquidity Provider atau penyedia likuiditas untuk meningkatkan transaksi pada saham-saham di papan pemantauan khusus, 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) meraup pendapatan usaha sebesar $1.70 miliar pada tahun 2023, 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) siap memasok 120,000 ton semen curah dalam satu tahun untuk memenuhi kebutuhan semen di proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.1% menjadi 5,304, sementara Nasdaq 100 turun 0.1% menjadi 18,485 pada pukul 19:16 ET (23:16 GMT). Dow Jones turun 0.1% menjadi 40,119, 20 jam lalu, #Saham Indonesia

Harga Emas Melambung Berkat Ketegangan Di Timur Tengah

Penulis

Ketegangan di Timur Tengah merebak gegara upaya Presiden Donald Trump untuk mengingkari kesepakatan nuklir Iran, serta referendum kemerdekaan Kurdi dari Irak.

Seputarforex.com - Harga Emas memantapkan posisi di level tinggi dua pekan, ditunjang oleh peningkatan ketegangan di Timur Tengah. Dua isu seputar kawasan tersebut mewarnai headline berita dunia hari ini, yaitu upaya Presiden Donald Trump untuk mengingkari kesepakatan nuklir Iran, serta tensi pasca referendum kemerdekaan Kurdi dari Irak. Di sisi lain, laporan ekonomi China, negara konsumen emas terbesar dunia, menunjukkan situasi lebih baik dibanding ekspektasi pasar.

Harga Emas Melambung Berkat Ketegangan Di Timur Tengah

Harga Emas terpantau stabil di level tinggi pada sesi perdagangan Asia Senin pagi ini (16/Oktober). Gold Spot XAU/USD mencatat kenaikan 0.1% dari harga penutupan minggu lalu ke 1304.90. Namun demikian, Harga Emas Antam mengalami penurunan tipis dibanding hari Sabtu, yaitu dari Rp630,625 ke Rp 629,616 per gram. Harga buyback Emas Antam pun selip dari Rp561,000 ke Rp560,000 per gram.

 

Ketegangan Di Timur Tengah

Dalam referendum yang digelar pada 25 September 2017 lalu, 93% masyarakat Kurdi menyatakan menginginkan kemerdekaan mereka dari Irak. Oleh karena itu, para pemimpin Kurdi berjumpa dengan Presiden Irak, Fuad Masum, pada hari Minggu lalu untuk mendiskusikannya. Namun, dalam pertemuan tersebut, para pemimpin Kurdi menolak tuntutan Irak untuk menyangkal hasil referendum.

Menyusul rangkaian peristiwa tersebut, pagi ini dilaporkan bahwa tentara pemerintah Irak bergerak ke wilayah Kirkuk yang kaya minyak, di mana pangkalan Pemerintah Daerah Kurdi berada--dan gerakan kemerdekaan Kurdi dari Irak, Iran, dan Turki, berpusat.

Di sisi lain, Presiden Donald Trump pada hari Jumat memutuskan untuk tidak mensertifikasi pernyataan pemantau internasional bahwa Iran telah melaksanakan semua aturan dalam kesepakatan nuklir Iran (JCPOA/Joint Comprehensive Plan of Action). Karenanya, Kongres AS kini memiliki waktu hingga 60 hari ke depan untuk memutuskan apakah akan kembali menerapkan sanksi ekonomi atas negara yang beribukota di Teheran itu atau tidak.

 

Ekonomi China Optimistis, AS Gamang

Laporan Inflasi China untuk bulan September menunjukkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (Consumer Prices Index/CPI) sebesar 0.5% dalam sebulan, atau sesuai ekspektasi naik 1.6% secara Year-on-Year (YoY). Sedangkan Indeks Harga Produsen (Producer Price Index/PPI) melonjak 6.9% secara YoY, meski sebelumnya diekspektasikan akan stagnan 6.3%. Hari Kamis mendatang, pasar akan memantau laporan pertumbuhan ekonomi China kuartal III yang diekspektasikan melaju di kisaran 6.8-7% YoY.

Kenaikan Harga Emas kali ini juga didukung oleh lemahnya Dolar AS setelah rilis notulen FOMC dovish minggu lalu, serta data Inflasi Inti bulan September cenderung lesu. Kedua faktor itu memunculkan keraguan atas rencana bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga lagi akhir tahun ini; rencana mana membuat Dolar AS menguat dan harga emas melemah sepanjang paruh kedua bulan September hingga awal Oktober ini.

280595
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.