EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,317.32/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,144.91   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 4 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 4 jam lalu, #Saham AS

Harga Emas Melemah Pasca Lanjutan Pelonggaran Moneter China

Penulis

Kenaikan harga emas tersandung meningkatnya minat risiko pasca pemotongan suku bunga China dan menguatnya Dolar AS.

Seputarforex.com - Harga emas mengendur di tengah rendahnya volume perdagangan awal pekan (18/Februari) ini. Minat risiko meningkat setelah China mengambil langkah lebih jauh untuk membatasi perekonomiannya dari dampak buruk penyebaran virus Corona. Sehingga, emas sulit mendapatkan tambahan permintaan.

Harga emas spot turun 0.2 persen ke $1,581.38 per ounce pada pukul 15:21 GMT. Sedangkan emas futures di Comex New York, turun tipis 0.1 persen ke $1,584.50. Perdagangan emas malam ini tak begitu ramai karena libur nasional di Amerika Serikat. XAU/USD pun tergelincir 0.19 persen ke 1,580.60 saat berita ini ditulis.

xauusd

Jumat pekan lalu, harga emas sempat melambung mendekati level tinggi dua pekan di $1,584.65. Akan tetapi, level tersebut tak bertahan lama akibat naiknya saham-saham global setelah China memangkas suku bunga pinjaman jangka menengah. Tujuannya adalah untuk mempertahankan perekonomian yang sedang terguncang gara-gara virus COVID-19. Langkah tersebut merupakan kebijakan lanjutan dari pelonggaran moneter awal Februari lalu, ketika bank sentral China menyuntikkan likuiditas senilai 1.2 triliun Yuan ke pasar.

Di saat yang sama, penguatan Dolar AS di dekat level puncak empat bulan turut membuat permintaan emas menurun lantaran harganya terasa mahal bagi pemegang mata uang selain Dolar AS.

 

Emas Masih Bullish, Tapi Butuh Rangsangan

Walaupun harga emas saat ini tengah tertekan, analis masih berpandangan bullish terhadap logam mulia ini.

"Meskipun optimisme dalam pasar saham dapat menjadi bukti bahwa wabah corona hanya bersifat sementara dan Pivot Point (emas) sudah dekat, tetapi para investor belum ingin sepenuhnya terjun ke pasar ekuitas," kata Han Tan, analis forex FXTM.

"Mengingat harga emas masih terangkat di atas $1,550 dan mata uang-mata uang Asia masih lebih lemah daripada Dolar AS... maka hal itu menunjukkan bahwa masih ada kekhawatiran yang jelas di kalangan para investor mengenai potensi kegagalan bagi ekonomi global akibat masalah ini (virus)," tambah Tan.

Sedangkan menurut analis lain, Carlo Alberto De Casa dari ActivTrades, trend utama harga emas pada dasarnya masih positif. Namun untuk reli lebih jauh, dibutuhkan rangsangan baru karena pasar saham masih berada dalam skenario Risk-On.

292032
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.