Advertisement

iklan

Ethereum futures (ETFs) menerima sambutan yang tidak begitu antusias pada hari pertama perdagangan, 6 jam lalu, #Kripto Fundamental   |   USD/CHF naik di atas level 0.9200 setelah data CPI Swiss dirilis, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   NZD/USD mengikuti tren penurunan menuju level 0.5900, dan sekarang perhatian tertuju pada keputusan kebijakan RBNZ, 8 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Menurut ECB's Lane: kami tidak akan mencapai target inflasi 2% dengan cepat seperti yang kami harapkan untuk mencapai 4%, 8 jam lalu, #Forex Fundamental   |   PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) akan mendapatkan Rp2.3 triliun dari International Finance Corporation (IFC) dan Franke & Company, 13 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) melaporkan produksi migas melampaui target pada semester I/2023, mencapai 162 juta barel ekuivalen minyak per hari (mboepd), 13 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Delta Air Lines (NYSE:DAL) mengatakan pihaknya telah diberitahu oleh salah satu penyedia layanannya bahwa "sejumlah kecil" mesin yang telah dirombak tidak memenuhi persyaratan dokumentasi, 13 jam lalu, #Saham AS   |   Boeing (NYSE:BA) berencana untuk mendorong produksi jet 737 yang paling laris setidaknya 57 per bulan pada Juli 2025, yang mencerminkan peningkatan pesanan dan pemulihan perusahaan setelah krisis 737 MAX, 13 jam lalu, #Saham AS
Selengkapnya

Harga Emas Naik, Tunggu Dukungan Katalis Tambahan

Penulis

Melemahnya pasar saham akibat eskalasi perang dagang, sukses mendongkrak harga emas. Namun, trader masih perlu menunggu katalis tambahan, khususnya dari konflik AS-Iran.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex.com - Harga emas naik di sesi perdagangan Selasa (07/Mei) malam ini, akibat melemahnya pasar saham yang diakibatkan oleh ancaman kenaikan bea impor barang China oleh AS. Di sesi sebelumnya, kenaikan harga emas kurang signifikan karena para investor lebih memilih Yen atau Dolar AS. Namun begitu ekuitas melemah, permintaan terhadap bulion seketika meningkat.

"Penurunan ekuitas menjaga minat bagi emas bulion. Pada akhirnya, menurut kami alokasi portofolio emas mulai naik, dengan catatan apabila skenario perang dagang memanas, (karena) itu akan berfungsi sebagai katalis bagi alokasi emas yang lebih banyak," kata Daniel Gahli, Ahli Komoditas di TD Securities.

Harga emas spot naik 0.3 persen ke $1,284.06 per ounce pada pukul 23:02 WIB. Sedangkan harga emas spot di Comex New York, naik 0.1 persen ke $1,285.30 per ounce. Sementara itu, grafik XAU/USD berikut ini juga menunjukkan kenaikan 0.21 persen ke 1,283.70, melanjutkan penguatan yang terbentuk sejak tanggal 3 Mei.

xauusd

 

Memanasnya AS-Iran Jadi Katalis Tambahan

Amerika Serikat tampaknya menjadi penyulut tensi geopolitik pekan ini. Selain ancaman kenaikan tarif impor terhadap barang-barang China, ketegangan dengan Iran juga semakin meningkat.

Minggu kemarin (05/Mei), John Bolton selaku Penasihat Kemananan AS mengungkapkan bahwa pihaknya sudah mengirimkan sekelompok pasukan pesawat tempur dan kapal perang ke Timur Tengah. Tujuannya adalah sebagai tanggapan atas peringatan Iran, dan untuk menunjukkan bahwa Washington siap membalas apabila ada serangan.

 

Dihadang Bullish Dolar AS, Trader Emas Perlu Melihat Perkembangan

Sayangnya, kenaikan harga emas kali ini masih terancam oleh potensi penguatan Dolar AS. Meski kenaikan Indeks Dolar saat berita ini ditulis hanya 0.1 persen, tetapi menguatnya Dolar AS akan membuat harga emas terasa mahal bagi pembeli dengan mata uang selain Dolar.

"Secara umum, performa Dolar AS masih cukup bagus selama eskalasi perang dagang, dan kami melihat dengan sangat jelas bahwa sedikit dukungan (bagi Dolar AS) akan menjadi hambatan kecil juga bagi emas," kata Craig Erlam, analis pasar di OANDA.

Erlam mengakhiri uraian analisisnya dengan mengatakan bahwa para trader emas perlu menunggu beberapa hari ke depan untuk melihat apakah ada tambahan dukungan bagi bull emas, terutama dari perkembangan tensi geopolitik dan eskalasi perang dagang.

288427
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.