EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.243   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,386.17/oz   |   Silver 28.53/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,083.24   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   Poundsterling menemukan area support, meskipun sentimen risk-off membuat bias penurunan tetap terjaga, 20 menit lalu, #Forex Fundamental   |   GBP/JPY bertahan di bawah level 192.00 setelah data penjualan ritel Inggris, 21 menit lalu, #Forex Teknikal   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 6 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 6 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 6 jam lalu, #Saham AS

Harga Minyak Coba Menguat, Pasar Nantikan Terobosan OPEC

Penulis

Harga minyak sedikit terangkat di awal pekan karena aksi profit taking pelaku pasar dan antisipasi kebijakan OPEC terkait penurunan output minyak

Seputarforex.com - Harga minyak mentah global mengalami kenaikan terbatas menjelang penutupan sesi Asia hari Senin (10/Februari), saat sebagian pelaku pasar masih menanti terobosan yang akan diambil oleh OPEC dalam upaya meredam kejatuhan harga minyak akibat wabah Virus Corona.

Pada saat berita ini ditulis, harga minyak Brent (Brent Oil) berada di kisaran $54.60 per barel, menguat 0.97 persen dari harga Open harian. Sementara itu, kondisi tidak jauh berbeda juga terlihat pada pergerakan minyak WTI (West Texas Intermediate) yang saat ini berada di kisaran $50.53 per barel.

Harga Minyak Naik Tipis

Perlu diketahui, harga minyak telah merosot sebanyak 20 persen lebih sejak awal bulan Januari, dihantam oleh kekhawatiran investor terhadap wabah virus Corona jenis baru di China yang berpotensi menurunkan permintaan terhadap emas hitam. Organisasi Negera Eksportir Minyak (OPEC) pun tidak tinggal diam dan berencana segera melakukan pertemuan bulan ini, guna mencari solusi agar harga minyak tidak semakin menurun.

"Sentimen keseluruhan masih bearish tetapi pasar sudah oversold," kata Avtar Sandu, manajer komoditas senior di Phillips Futures di Singapura. Sandu menambahkan bahwa kenaikan terbatas harga minyak hari ini lebih disebabkan oleh aksi profit-taking setelah harga mencapai level jenuh secara teknikal.

 

China Tidak Tinggal Diam, Rusia Mulai Bertindak

Selain OPEC yang berencana kembali memangkas output harian, pemerintah China tidak tinggal diam begitu saja saat negaranya menghadapi potensi perlambatan ekonomi akibat wabah Corona. Dalam sepekan terakhir, Beijing sudah begitu banyak menggelontorkan stimulus dalam upaya mendorong perekonomian negara.

"Setidaknya dibutuhkan waktu minimal 2 kuartal sebelum semuanya (ekonomi China) kembali membaik, tapi untuk saat ini selalu ada harapan saat pemerintah China menyuntik modal besar ke pasar agar ekonomi cepat pulih," tutur Sandu.

Bagaimanapun, tekanan jual terhadap harga minyak sudah mulai berkurang pada perdagangan awal pekan ini. Pasalnya, Rusia melalui Menteri Energi Alexander Novak mengatakan bahwa mereka menyetujui rencana pemangkasan output kembali sebesar 600 ribu barel per hari (bph). Apabila rencana pemotongan produksi ini terlaksana, maka harga minyak kemungkinan besar akan kembali naik, terlebih apabila wabah virus Corona dapat diatasi dalam waktu dekat.

291947
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.