EUR/USD 1.082   |   USD/JPY 151.420   |   GBP/USD 1.263   |   AUD/USD 0.653   |   Gold 2,188.79/oz   |   Silver 24.68/oz   |   Wall Street 39,760.08   |   Nasdaq 16,399.52   |   IDX 7,254.03   |   Bitcoin 69,455.34   |   Ethereum 3,500.12   |   Litecoin 93.68   |   BEI tengah merancang aturan tentang Liquidity Provider atau penyedia likuiditas untuk meningkatkan transaksi pada saham-saham di papan pemantauan khusus, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) meraup pendapatan usaha sebesar $1.70 miliar pada tahun 2023, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) siap memasok 120,000 ton semen curah dalam satu tahun untuk memenuhi kebutuhan semen di proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.1% menjadi 5,304, sementara Nasdaq 100 turun 0.1% menjadi 18,485 pada pukul 19:16 ET (23:16 GMT). Dow Jones turun 0.1% menjadi 40,119, 6 jam lalu, #Saham Indonesia

Harga Minyak Gelisah Jelang Temu OPEC Di St Petersburg

Penulis

Merebak ekspektasi kalau pertemuan tingkat menteri ini akan mendorong Nigeria dan Libya untuk ikut mematok kuota agar harga minyak tak jatuh lagi.

Seputarforex.com - Harga minyak sempat anjlok pada perdagangan hari Jumat malam gegara rumor kenaikan output total OPEC bulan Juli, tetapi sudah mulai menanjak di sesi Asia pagi ini (24/7). Menjelang pertemuan gabungan antara negara-negara produsen minyak anggota OPEC dan Non-OPEC di St Petersburg pada hari Senin waktu setempat, merebak ekspektasi kalau pertemuan tingkat menteri ini akan mendorong Nigeria dan Libya untuk ikut mematok kuota.

Harga Minyak

Sebelumnya, meski termasuk negara OPEC, tetapi Nigeria dan Libya dikecualikan dari kesepakatan pemangkasan output minyak, karena dianggap masih dilanda banyak konflik bersenjata. Namun, produksi keduanya dalam beberapa bulan terakhir ini semakin menjulang, sehingga total output OPEC bulan Juni justru meningkat, bukannya menurun seperti yang diharapkan.

Rusia, salah satu negara Non-OPEC yang mengikuti kesepakatan tersebut sejak awal tahun 2017, menyampaikan melalui Menteri Perminyakannya, Alexander Novak, bahwa Nigeria dan Libya harus ikut membatasi output mereka agar surplus minyak dunia dapat terstabilkan.

Ada juga spekulasi bahwa komite gabungan OPEC/Non-OPEC ini bisa jadi akan mendiskusikan pemangkasan output total lebih dalam. Namun, beberapa waktu lalu Menteri Perminyakan Kuwait, Essam El-Marzouq, menyampaikan keyakinannya bahwa kesepakatan pemangkasan output OPEC berfungsi baik. Karenanya, tak ada perlunya mempertimbangkan pengurangan output dalam jumlah lebih besar sebelum melihat dahulu data kepatuhan anggota per akhir Juli, walaupun hal itu mungkin saja untuk dilakukan.

Pada hari Sabtu dini hari, Baker Hughes melaporkan penurunan jumlah sumur pengeboran minyak aktif (oil drilling rigs) di Amerika Serikat ke 764 dari 765 pada periode penghitungan minggu lalu. Meski demikian, perubahan-perubahan yang dilakukan oleh negara-negara OPEC/Non-OPEC dalam kesepakatan pemangkasan output bersama mereka, akan menjadi pusat perhatian di awal minggu ini.

Saat berita dirilis, harga minyak mentah Brent berada di kisaran $48.30 per barel, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) mencapai $45.87 per barel.

279668
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.