EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.243   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,386.17/oz   |   Silver 28.53/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,093.25   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 5 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 5 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 5 jam lalu, #Saham AS

Harga Minyak Kian Meroket Di Tengah Prospek Penurunan Pasokan

Penulis

Harga minyak melonjak signifikan karena prospek kelangkaan pasokan pasca kabar pencabutan keringanan sanksi minyak Iran oleh pemerintah AS.

Harga minyak naik lebih dari 2 persen pada pembukaan sesi perdagangan hari Senin (22/April) pagi. Minyak diketahui menguat ke level tertinggi yang belum pernah terlihat sejak awal November 2018.

Penguatan harga emas hitam tercermin dari pergerakan minyak Brent yang saat ini berada di level $73.22 per barel, lebih tinggi 2.2 persen dari harga penutupan hari Jumat pekan lalu. Kondisi serupa juga terlihat pada minyak WTI (West Texas Intermediate) yang diperdagangkan pada level $65.64 per barel, menguat 2.3 persen dari harga Open harian.

Harga Minyak Semakin Meroket, Prospek

Harga minyak bahkan membentuk gap naik di awal pekan karena didorong oleh kemungkinan menipisnya pasokan minyak dunia. Setelah OPEC dan negara mitra memangkas produksi awal tahun ini, pasokan minyak dikhawatirkan kembali berkurang akibat perubahan dalam sanksi minyak Iran yang dijatuhkan AS.

 

AS Akan Akhiri Keringanan Sanksi Minyak Iran

Gedung Putih dikabarkan bakal mengumumkan penghapusan keringanan terhadap sanksi minyak Iran. Itu artinya, AS akan melarang delapan importir minyak yang sebelumnya diperbolehkan untuk membeli minyak dari Iran. Jika kedelapan importir itu melanggar larangan ini, mereka berpotensi menghadapi sanksi berat dari negeri Paman Sam.

Kabar tentang rencana AS tersebut mencuat setelah kolumnis Washington Post, Josh Rogin, mengungkapkan bahwa Mike Pompeo akan mengumumkan penghapusan keringanan sanksi minyak terhadap Iran pada tanggal 2 Mei nanti. Pemberitaan Rogin ini mengutip pernyataan dua pejabat Departemen Luar Negeri AS yang tidak ingin disebutkan namanya.

"Pemerintah AS saat ini sedang berfokus untuk menekan Iran secara ekonomi dengan cara memperberat sanksi ekspor minyak terhadap Iran. Kami memprediksi harga minyak akan semakin meroket jika hal ini benar-benar terjadi," kata Josh Rogin.

Gangguan pasokan minyak Iran ke pasar global diperkirakan akan mendorong reli bullish harga minyak yang sudah menguat lebih dari 30 persen sejak Januari 2019 lalu. Selain itu, faktor lain seperti perusahaan energi AS yang mengurangi jumlah rig pada minggu lalu, diyakini ikut menjadi faktor yang akan melambungkan harga minyak lebih lanjut.

288200
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.