Advertisement

iklan

AUD/USD bullish menguji garis SMA 200, NFP AS masih ditunggu, 2 hari, #Forex Teknikal   |   IHSG dibuka menghijau pada level 7,144 pada perdagangan hari ini. Hingga akhir sesi I, penguatannya meningkat ke 7,165.54, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Michelle Gass akan gantikan Chip Bergh sebagai CEO Levi Strauss & Co. pada 29 Januari 2024 mendatang, 2 hari, #Saham AS   |   Blackstone Inc. (NYSE: BX) gandeng Digital Realty (NYSE: DLR) untuk bangun empat pusat data hyperscale baru, 2 hari, #Saham AS   |   Posisi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai emiten terbesar BEI tersalip oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang berhasil catat kapitalisasi pasar sampai Rp1,083 triliun, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Yen Jepang tetap kuat di tengah harapan Pivot BoJ, meski angka PDB lebih lemah, 2 hari, #Forex Fundamental   |   GBP/USD bertahan di bawah level 1.2600 jelang Data NFP AS, 2 hari, #Forex Teknikal   |   NZD/USD kehilangan momentum di bawah level 0.6170, mata tertuju pada Data NFP AS, 2 hari, #Forex Teknikal
Selengkapnya

Harga Minyak Kian Meroket Di Tengah Prospek Penurunan Pasokan

Penulis

Harga minyak melonjak signifikan karena prospek kelangkaan pasokan pasca kabar pencabutan keringanan sanksi minyak Iran oleh pemerintah AS.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Harga minyak naik lebih dari 2 persen pada pembukaan sesi perdagangan hari Senin (22/April) pagi. Minyak diketahui menguat ke level tertinggi yang belum pernah terlihat sejak awal November 2018.

Penguatan harga emas hitam tercermin dari pergerakan minyak Brent yang saat ini berada di level $73.22 per barel, lebih tinggi 2.2 persen dari harga penutupan hari Jumat pekan lalu. Kondisi serupa juga terlihat pada minyak WTI (West Texas Intermediate) yang diperdagangkan pada level $65.64 per barel, menguat 2.3 persen dari harga Open harian.

Harga Minyak Semakin Meroket, Prospek

Harga minyak bahkan membentuk gap naik di awal pekan karena didorong oleh kemungkinan menipisnya pasokan minyak dunia. Setelah OPEC dan negara mitra memangkas produksi awal tahun ini, pasokan minyak dikhawatirkan kembali berkurang akibat perubahan dalam sanksi minyak Iran yang dijatuhkan AS.

 

AS Akan Akhiri Keringanan Sanksi Minyak Iran

Gedung Putih dikabarkan bakal mengumumkan penghapusan keringanan terhadap sanksi minyak Iran. Itu artinya, AS akan melarang delapan importir minyak yang sebelumnya diperbolehkan untuk membeli minyak dari Iran. Jika kedelapan importir itu melanggar larangan ini, mereka berpotensi menghadapi sanksi berat dari negeri Paman Sam.

Kabar tentang rencana AS tersebut mencuat setelah kolumnis Washington Post, Josh Rogin, mengungkapkan bahwa Mike Pompeo akan mengumumkan penghapusan keringanan sanksi minyak terhadap Iran pada tanggal 2 Mei nanti. Pemberitaan Rogin ini mengutip pernyataan dua pejabat Departemen Luar Negeri AS yang tidak ingin disebutkan namanya.

"Pemerintah AS saat ini sedang berfokus untuk menekan Iran secara ekonomi dengan cara memperberat sanksi ekspor minyak terhadap Iran. Kami memprediksi harga minyak akan semakin meroket jika hal ini benar-benar terjadi," kata Josh Rogin.

Gangguan pasokan minyak Iran ke pasar global diperkirakan akan mendorong reli bullish harga minyak yang sudah menguat lebih dari 30 persen sejak Januari 2019 lalu. Selain itu, faktor lain seperti perusahaan energi AS yang mengurangi jumlah rig pada minggu lalu, diyakini ikut menjadi faktor yang akan melambungkan harga minyak lebih lanjut.

288200
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.