EUR/USD 1.082   |   USD/JPY 151.420   |   GBP/USD 1.263   |   AUD/USD 0.653   |   Gold 2,188.79/oz   |   Silver 24.68/oz   |   Wall Street 39,760.08   |   Nasdaq 16,399.52   |   IDX 7,252.55   |   Bitcoin 69,455.34   |   Ethereum 3,500.12   |   Litecoin 93.68   |   BEI tengah merancang aturan tentang Liquidity Provider atau penyedia likuiditas untuk meningkatkan transaksi pada saham-saham di papan pemantauan khusus, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) meraup pendapatan usaha sebesar $1.70 miliar pada tahun 2023, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) siap memasok 120,000 ton semen curah dalam satu tahun untuk memenuhi kebutuhan semen di proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.1% menjadi 5,304, sementara Nasdaq 100 turun 0.1% menjadi 18,485 pada pukul 19:16 ET (23:16 GMT). Dow Jones turun 0.1% menjadi 40,119, 6 jam lalu, #Saham Indonesia

Harga Minyak Kocar-Kacir Di Tengah Kepanikan Pasar Finansial

Penulis

Pasar saham dunia mengalami kemerosotan besar-besaran, sehingga memicu investor melepaskan aset-aset berisiko tinggi seperti Minyak Mentah Berjangka.

Seputarforex.com - Harga Minyak Mentah jatuh beruntun dalam dua hari perdagangan terakhir, serta masih tertekan pada sesi Asia Selasa ini (6/Februari), di tengah aksi jual harian terparah yang pernah dialami Wall Street. Pasar-pasar saham dunia mengalami kemerosotan besar-besaran, sehingga memicu investor melepaskan aset-aset berisiko tinggi seperti Minyak Mentah Berjangka.

Harga Minyak

 

Kedua harga Minyak Mentah acuan dunia kompak anjlok lebih dari 1 persen dibanding harga penutupan sesi sebelumnya. Brent merosot kini berada pada $66.81, level terendah sejak tanggal 3 Januari. Sedangkan West Texas Intermediate (WTI) berada pada $63.31, terendah sejak 22 Januari lalu.

Pasar finansial dunia dihantam kabar menghebohkan pada hari Senin malam, ketika Dow Jones Index terjun bebas hingga minus 4.6%, atau lebih dari 1175 poin. Kemerosotan ditunjukkan pula oleh indeks-indeks utama lainnya, termasuk S&P 500, DAX, FTSE 100, dan Nikkei 225. Pasalnya, optimisme akan naiknya inflasi di negeri Paman Sam dalam laju lebih cepat dibanding ekspektasi, meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga AS sebanyak lebih dari tiga kali lagi tahun ini. Oleh karena itu, muncul pula kekhawatiran kalau ekspansi korporasi bakal terkekang lantaran peningkatan suku bunga pinjaman.

Namun demikian, sebagimana dilansir oleh Reuters, koreksi harga Minyak Mentah kali ini lebih dari sekedar imbas pergerakan pasar finansial. Pada akhir Januari lalu, harga Minyak Mentah sudah mulai tertekan akibat laporan bahwa produksi minyak AS melonjak ke rekor tinggi baru pada 9.878 juta barel per hari (bph).

Ini artinya, meskipun negara-negara anggota OPEC dan sejumlah produsen minyak lainnya telah menjalankan pembatasan output dengan dipandu Arab Saudi dan Rusia, tetapi suplai Minyak Mentah tetap melimpah. Lebih parah lagi, ada indikasi bahwa output AS bakal makin membubung, karena dalam laporan Baker Hughes terakhir disebutkan bahwa jumlah oil drilling rigs di negeri Paman Sam telah meningkat ke 765 -dua kali lipat lebih besar ketimbang jumlahnya pada pertengahan 2016-.

282231
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.