Advertisement

iklan

Anggota Kongres AS meminta penggantian Ketua SEC, Gary Gensler, dengan alasan penyalahgunaan kekuasaan dan promosi agenda politik yang kontroversial, 1 hari, #Kripto Fundamental   |   Kondisi jenuh jual berpotensi memicu koreksi XAU/USD, 1 hari, #Emas Teknikal   |   USD/CHF bertahan di dekat puncak beberapa bulan, di atas level 0.9200 berkat penguatan USD, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Menurut analisa UOB, pergerakan EUR/USD selanjutnya adalah di level 1.0430, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Emiten rumah sakit, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ) menargetkan pendapatan usaha perseroan tumbuh 30% pada 2023, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Kepala Eksekutif Meta Platforms (NASDAQ: META), Mark Zuckerberg, meluncurkan produk AI baru untuk konsumen pada hari Rabu, 1 hari, #Saham AS   |   Komisi Perdagangan Federal AS mengajukan gugatan antimonopoli terhadap Amazon.com (NASDAQ: AMZN) dan meminta pengadilan untuk mempertimbangkan memaksa peritel online tersebut menjual asetnya, 1 hari, #Saham AS   |   Saham C3.ai (NYSE: AI) Inc. mengalami kenaikan signifikan sebesar 3.34% menjadi $24.42 pada hari Rabu, mengakhiri penurunan beruntun selama lima hari, 1 hari, #Saham AS
Selengkapnya

Harga Minyak Tertekan Meski Data China Positif

Penulis

Harga minyak melemah karena dibayangi oleh ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed dan prospek kenaikan pasokan minyak Irak.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Harga minyak mentah dunia melemah pada perdagangan Asia hari Rabu (19/April) karena dibayangi oleh beberapa sentimen. Minyak Brent melemah 1.94 persen pada kisaran $84.64 per barel, sementara minyak WTI (West Texas Intermediate) turun 2.29 persen pada kisaran $80.75 per barel

Dibayangi Berbagai Sentimen, Harga Minyak Tertekan

Data fundamental China yang positif sempat menopang pergerakan harga minyak kemarin. GDP China kuartal I/2023 dan retail kompak melonjak di atas ekspektasi, sehingga menghidupkan prospek kenaikan permintaan dari konsumen energi terbesar di dunia tersebut.

Namun, euforia pasar tidak berlangsung lama karena dihambat oleh kekhawatiran pasar terhadap prospek kenaikan suku bunga The Fed. Probabilitas kenaikan 25 bps pada pertemuan FOMC bulan Mei mendatang kini sudah mencapai 85 persen, sehingga kurs Dolar menguat dan menekan sisi permintaan minyak. Selain itu, kenaikan suku bunga The Fed juga memicu sentimen risk-off akibat risiko resesi ekonomi.

"Langkah selanjutnya mungkin akan bergantung pada pertumbuhan global dan apakah Amerika Serikat dapat mengatasi badai di tengah kredit yang semakin ketat dan dapat membebani pertumbuhan di sisa tahun ini," kata Craig Erlam, analis OANDA dalam sebuah catatan.

Harga minyak juga ditekan kabar bahwa pemerintah Irak telah mencapai kesepakatan dengan pemerintah daerah Kurdistan (KRG) yang akan menghidupkan kembali produksi minyak di kawasan Irak Utara. Hal ini berpotensi meningkatkan output Irak secara signifikan dan menambah pasokan minyak dunia.

Terlepas dari beberapa sentimen yang mempengaruhi harga minyak, Dennis Kissler di BOK Financial menyakini jika reli harga minyak yang terjadi sejak OPEC memangkas output 1.6 juta bph memang membutuhkan koreksi. Apalagi, para pelaku pasar tengah menyesuaikan posisi kontrak minyak mereka.

Download Seputarforex App

299308
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.