EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.540   |   GBP/USD 1.245   |   AUD/USD 0.642   |   Gold 2,391.77/oz   |   Silver 28.68/oz   |   Wall Street 37,841.35   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,087.32   |   Bitcoin 63,843.57   |   Ethereum 3,059.28   |   Litecoin 80.91   |   XAU/USD bullish efek masih berlanjutnya tensi konflik Israel-Iran, 23 jam lalu, #Emas Fundamental   |   Pasar bergerak dalam mode risk-off di tengah berita utama mengenai serangan Israel ke Iran, 23 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Poundsterling menemukan area support, meskipun sentimen risk-off membuat bias penurunan tetap terjaga, 1 hari, #Forex Fundamental   |   GBP/JPY bertahan di bawah level 192.00 setelah data penjualan ritel Inggris, 1 hari, #Forex Teknikal   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 1 hari, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 1 hari, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 1 hari, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 1 hari, #Saham AS

Harga Rumah Australia Turun Ke Level Terburuk Sejak 2008

Penulis

Nilai properti Australia dilaporkan turun untuk yang ke-15 kalinya dalam 15 bulan terakhir. Tak tanggung-tanggung, angka kali ini merupakan yang terendah sejak 2008.

Harga rumah di Australia tercatat melemah cukup signifikan sepanjang 2018. Berdasarkan data yang dirilis oleh CareLogic, indeks harga properti untuk bulan Desember turun ke level 1.8 persen dalam basis bulanan, dan melemah hingga ke 2.3 persen dalam basis kuartalan. Penurunan q/q tersebut merupakan yang terburuk sejak 2008.

Menurut perhitungan data CareLogic, harga rumah Australia terus melemah dalam 15 bulan terakhir, dengan penurunan paling signifikan terjadi pada kota Sydney dan Melborne. Padahal, dua kota tersebut merupakan pangsa pasar properti terbesar.

Harga Rumah Australia Turun, Terburuk

 

Faktor Penyebab Harga Properti Terus Menurun

Sejak tahun 2015, regulator telah membatasi secara ketat pemberian pinjaman berisiko oleh bank, terutama untuk pinjaman dengan bunga saja (interest-only loans). Sementara itu, skandal properti yang saat ini masih dalam penyelidikan, menambah kewaspadaan investor sehingga menurunkan minat terhadap sektor properti.

"Akses ke kredit pinjaman telah menjadi faktor paling signifikan yang mempengaruhi minat investor dan membebani sektor properti Australia di sepanjang 2018," kata Tim Lawless, Kepala Peneliti di CoreLogic.

Menyikapi kondisi yang terus memburuk tersebut, regulator Australia berencana akan sedikit melonggarkan batasan-batasan pinjaman di awal tahun 2019. Namun, Lawless mengaku sedikit skeptis akan hal itu, mengingat akses keuangan kemungkinan akan tetap menjadi masalah utama yang mempengaruhi sektor properti Negeri Kangguru pada 2019.

"Pemberi pinjaman (bank) secara jelas akan menghindari risiko atas penurunan harga properti seperti sekarang ini. Disamping itu, utang rumah tangga yang tinggi dan peningkatan supply rumah ikut memperburuk situasi," ujar Lawless.

 

AUD/USD Merosot Di Awal Tahun 2019

Laporan harga properti di atas semakin membebani pergerakan Dolar Australia yang masih tertekan terhadap USD. Setelah menguat tipis pada perdagangan tahun baru kemarin, AUD/USD turun tajam di sesi perdagangan hari ini (2/Januari). Daalam grafik harian berikut, pasangan mata uang tersebut merosot 0.59 persen ke kisaran 0.70098.

AUD/USD Daily

Pergerakan AUD/USD yang sudah nyaris menyentuh level psikologis 0.70000 ini agaknya cukup mengkhawatirkan. Selain terhadap Dolar AS, AUD pagi ini juga melemah signifikan terhadap Poundsterling dan Euro. GBP/AUD menguat 0.49 persen, sementara EUR/AUD naik 0.47 persen dalam time frame harian di sesi Asia pagi ini.

286837
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.