EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.243   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,386.17/oz   |   Silver 28.53/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,083.24   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   Poundsterling menemukan area support, meskipun sentimen risk-off membuat bias penurunan tetap terjaga, 25 menit lalu, #Forex Fundamental   |   GBP/JPY bertahan di bawah level 192.00 setelah data penjualan ritel Inggris, 26 menit lalu, #Forex Teknikal   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 6 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 6 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 6 jam lalu, #Saham AS

IMF: Ekonomi Dunia Terburuk Sejak Depresi Besar 1929

Penulis

Alih-alih krisis ekonomi biasa, IMF memperkirakan dunia akan memasuki masa malaise seperti yang terjadi pada era Depresi Besar 1929.

Seputarforex.com - Ketika kasus infeksi virus Corona dilaporkan untuk pertama kalinya pada akhir Desember, siapa yang menyangka kalau dampak wabah akan memicu malaise berskala global? Perkembangan belakangan ini bahkan menunjukkan gambaran kondisi ekonomi yang makin lama makin buruk.

Pimpinan International Monetary Fund (IMF) memeringatkan bahwa perekonomian dunia tahun ini kemungkinan akan menderita resesi terburuk sejak Depresi Besar (1929-1939). Negara-negara berkembang dan berpendapatan rendah di Afrika, Amerika Latin, dan Asia berada dalam risiko terbesar. Namun, negara-negara maju juga akan menanggung dampak ekonomi yang sangat buruk.

Kristalina Georgieva - IMF

Outlook dasar IMF saat ini menempatkan kemungkinan pemulihan parsial perekonomian global baru akan dimulai pada tahun 2021. Itu pun dalam skenario terbaik yang hanya terjadi jika pandemi memudar pada paruh kedua tahun ini, sehingga memungkinkan pencabutan perlahan berbagai kebijakan darurat yang diterapkan untuk membendung pandemi dan berimbas buruk pada perekonomian berbagai negara.

Dalam teks pidato kemarin, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva juga menekankan bahwa ketidakpastian terkait durasi pandemi virus Corona dapat membuat situasi menjadi semakin buruk. Pandemi telah menyebar ke seluruh penjuru dunia, sehingga mengakibatkan penutupan perusahaan dan jutaan pemutusan hubungan kerja. Secara khusus, Georgieva menggarisbawahi sejumlah industri yang terdampak paling parah antara lain ritel, hospitality, transportasi dan pariwisata, serta UKM dan wirausaha.

"Outlook yang suram berlaku untuk perekonomian berkembang dan maju," kata Georgieva, "Krisis ini tidak mengenal batas. Semua orang menderita."

IMF memperkirakan pemerintah dari berbagai negara di seluruh dunia telah mengambil langkah fiskal senilai total sekitar USD8 Triliun. Meski jumlahnya sudah sangat besar, Georgieva masih menekankan pentingnya untuk terus menggalakkan upaya membendung pandemi dan mendukung sistem pelayanan kesehatan; kebijakan sektor keuangan dan fiskal tertarget; mengurangi tekanan sistem keuangan dan menghindari penyebaran; serta merencanakan pemulihan kelak.

292594
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.