Producer Price Index Amerika Serikat bulan September naik, menurut data yang dipublikasikan oleh Departemen Tenaga Kerja pada hari Kamis (12/10) di awal sesi New York. Apiknya data PPI bulan lalu disebabkan oleh adanya kenaikan harga bensin terbesar lebih dari dua tahun, akibat gangguan produksi kilang minyak Texas sebagai dampak Badai Harvey dan Irma pada bulan lalu. Dalam 12 bulan terakhir, PPI telah tumbuh sebesar 2.6 persen, menjadi kenaikan terbesar sejak Februari 2012 lalu.
Harga bensin mencatatkan kenaikan sebesar 10.9 persen bulan September, seolah melanjutkan trend kenaikan 9.5 persen pada periode Agustus. Harga bahan bakar yang menoreh rekor kenaikan terbesar sejak Mei 2015, turut menyumbang dua-per-tiga kenaikan harga barang barang di AS.
Sementara itu, Core PPI atau indeks PPI yang tidak memperhitungkan sektor makanan dan energi, tercatat naik 0.4 persen pada bulan lalu, setelah naik 0.1 persen pada periode Agustus. PPI Inti mencatatkan pertumbuhan 2.1 persen YoY.
Meski data Producer Price Index AS September membaik, namun masih terselip kekhawatiran Bank Sentral Fed terhadap trend Inflasi. Menurut FOMC Minutes tadi malam, Inflasi AS masih jauh di bawah target 2 persen. Bahkan dalam beberapa bulan terakhir tampaknya Inflasi semakin jatuh di bawah target.
Jobless Claims Mingguan Kembali Turun
Dalam laporan terpisah, Department of Labor juga merilis data Jobless Claims mingguan AS yang menunjukan terjadinya penurunan dibandingkan periode sebelumnya. Klaim pengangguran untuk perhitungan yang berakhir hingga 7 Oktober turun 15,000 menjadi sebesar 243,000 (estimasi 251,000).
Klaim pengangguran berangsur turun dari puncak 298,000 di awal September, saat sebagian besar pekerja yang sebelumnya menganggur akibat badai dapat kembali bekerja. Ini menjadi pekan ke-136 secara beruntun Jobless Claims berada di bawah ambang batas 300,000, sekaligus mengindikasikan kokohnya pasar tenaga kerja Negeri Paman Sam.