Seputarforex - Pada hari Jumat (23/April), Biro Statistik Jepang mempublikasikan data inflasi tahunan yang naik dari -0.4 persen menjadi -0.2 persen di bulan Maret. Sementara itu, inflasi inti (Core Inflation) juga meningkat dari -0.4 persen menjadi -0.1 persen. Kendati masih berada dalam zona deflasi, namun kenaikan inflasi Jepang bulan lalu terbilang cukup memuaskan di tengah kondisi perekonomian yang sedang berjuang dari dampak pandemi.
Kenaikan inflasi didorong oleh kenaikan permintaan pasar. Meskipun demikian, analis memperkirakan jika trend inflasi akan kembali menurun pada bulan April karena lonjakan kasus virus Corona yang terjadi baru-baru ini. Hal itu tentu saja menjadi tantangan bagi para pembuat kebijakan BoJ untuk mencari cara agar inflasi dapat naik menuju target.
Dolar AS Melempem, Yen Terdongkrak Naik
Rilis data Inflasi Jepang yang cukup memuaskan pagi ini memberikan tenaga tambahan bagi Yen untuk menguat lebih jauh terhadap Dolar AS. Pergerakan pair USD/JPY saat ini berada di kisaran 107.94, melemah 0.01 persen dari harga Open harian. Secara umum,Yen diuntungkan atas pelemahan Dolar AS yang sudah terjadi sejak awal April karena penurunan imbal hasil obligasi.
Investor saat ini sedang menimbang langkah seperti apa yang akan diumumkan The Fed dalam rilis statement-nya pekan depan. Analis memperkirakan bahwa Ketua The Fed Jerome Powell akan mengulangi pernyataan Presiden ECB Lagarde, yang mengungkapkan jika tapering masih terlalu dini untuk dilakukan.
Program vaksinasi virus Corona yang semakin meluas dan membaiknya prospek ekonomi merupakan alasan kuat untuk bersikap bullish, tetapi rumor mengenai penundaan tapering The Fed akan membebani pergerakan Dolar AS ke depan. Sekalipun demikian, trend yang lebih besar untuk Dolar masih beragam. Mata uang AS ini masih berpeluang menguat terutama terhadap Dolar komoditas jika harga komoditas mulai turun.
