EUR/USD 1.065   |   USD/JPY 154.410   |   GBP/USD 1.244   |   AUD/USD 0.642   |   Gold 2,382.71/oz   |   Silver 28.53/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,087.32   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   XAU/USD bullish efek masih berlanjutnya tensi konflik Israel-Iran, 1 jam lalu, #Emas Fundamental   |   Pasar bergerak dalam mode risk-off di tengah berita utama mengenai serangan Israel ke Iran, 1 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Poundsterling menemukan area support, meskipun sentimen risk-off membuat bias penurunan tetap terjaga, 2 jam lalu, #Forex Fundamental   |   GBP/JPY bertahan di bawah level 192.00 setelah data penjualan ritel Inggris, 2 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 7 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 8 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 8 jam lalu, #Saham AS

Inflasi Produsen China Solid, CPI Merosot

Penulis

Harga bahan baku yang masih tinggi menyebabkan PPI China bertahan di dekat level tertinggi 13 tahun. Sementara itu, inflasi konsumen terus melandai karena penurunan harga bahan makanan seperti daging babi.

Seputarforex - Pada hari Jumat (09/Juli), Biro Statistik Nasional China mempublikasikan data Indeks Harga Produsen (PPI) yang naik 8.8 persen secara tahunan di bulan Juni. Meski sedikit turun dari perolehan bulan sebelumnya, angka ini telah sesuai dengan ekspektasi ekonom. Secara keseluruhan, PPI China masih berada di dekat level tertinggi 13 tahun. Hal ini dipicu oleh kenaikan harga bahan baku seperti bijih besi, tembaga, hingga karet yang mempengaruhi biaya produksi.

Bahan Baku Masih Mahal, Inflasi

Sementara itu, Indeks Harga Konsumen (CPI) China hanya naik 1.1 persen secara tahunan di bulan Juni, lebih rendah dari kenaikan periode sebelumnya di 1.3 persen, dan tidak memenuhi ekspektasi pasar. Inflasi konsumen inti yang tidak memasukkan harga makanan dan energi tercatat naik 0.9 persen secara tahunan di bulan Juni.

Penurunan data CPI China dalam beberapa bulan terakhir disebabkan oleh kelancaran distribusi pasokan komoditas yang menopang stabilitas harga di tingkat konsumen. Disamping itu, harga makanan tercatat anjlok sebesar 1.7 persen di bulan Juni, lebih buruk dari angka pelemahan bulan Mei yang hanya mencapai 0.3 persen. Harga daging babi yang merosot hingga 36.5 persen dari tahun sebelumnya ditengarai menjadi penyebab utama atas penurunan harga makanan China.

"Efek dari terjaminnya pasokan komoditas di tingkat konsumen mendorong stabilitas harga di bulan Juni. Permintaan dan penawaran juga semakin seimbang sementara kenaikan harga produk industri juga melambat sehingga mempengaruhi inflasi konsumen," kata Dong Lijuan, ahli statistik senior NBS dalam mengomentari rilis data CPI China pagi ini,

Secara garis besar, inflasi konsumen China terus merosot setelah mencapai puncaknya di awal tahun 2020 lalu. Pasalnya, pandemi virus Corona kembali menekan indeks harga konsumen hingga pertengahan tahun 2021.

Download Seputarforex App

296017
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.