Seputarforex - Euro mendadak meroket nyaris 0.5 persen ke kisaran 1.1320-an terhadap dolar AS pada paruh kedua sesi Eropa hari ini (2/Februari). Rilis data inflasi Zona Euro menunjukkan pertumbuhan harga-harga yang teramat pesat, sehingga memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga dan menggerogoti pesimisme mayoritas analis.
Grafik EUR/USD Daily via TradingView
Laporan preliminer Eurostat menunjukkan bahwa laju inflasi Zona Euro mencapai 5.1 persen (Year-on-Year) pada Januari 2022, setelah meningkat 5.0 persen pada Desember 2021. Padahal, konsensus sebelumnya memperkirakan laju inflasi melemah sampai 4.4 persen.
Data ini mengikis keyakinan sebagian pemain pasar yang menganggap bank sentral Eropa (ECB) bakal menjadi otoritas moneter paling dovish. Meski pejabat ECB menilai kenaikan inflasi hanya akan berlangsung sementara waktu, data-data agaknya mengisyaratkan tekanan harga lebih kuat daripada prakiraan mereka lantaran harga komoditas energi yang mahal dan gangguan pasokan berkepanjangan. Konsekuensinya, prospek kenaikan suku bunga ECB tahun ini pun kembali terbuka.
Ulrich Leuchtmann, kepala forex di Commerzbank, mengatakan bahwa pasar uang sekarang memperhitungkan peluang kenaikan suku bunga ECB pada kuartal terakhir tahun ini. Sebagian pemain pasar akan berharap ECB bersikap lebih hawkish dalam pengumuman hasil rapat kebijakan besok. Namun, ia menilai dampaknya bagi euro dalam jangka pendek akan tergantung pada pernyataan Presiden ECB Christine Lagarde dalam konferensi pers pasca-rapat.
Rilis data inflasi Zona Euro kali ini cukup menggemparkan pasar forex. Indeks dolar AS (DXY) ikut terpukul mundur lebih dari 0.4 persen ke kisaran 95.80-an, karena pembobotan indeks yang sebagian besar bersumber dari kurs EUR/USD. Arah pergerakan berikutnya kemungkinan akan sukar diprediksi hingga konferensi pers Lagarde.
