Advertisement

iklan

AUD/USD bullish menguji garis SMA 200, NFP AS masih ditunggu, 2 hari, #Forex Teknikal   |   IHSG dibuka menghijau pada level 7,144 pada perdagangan hari ini. Hingga akhir sesi I, penguatannya meningkat ke 7,165.54, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Michelle Gass akan gantikan Chip Bergh sebagai CEO Levi Strauss & Co. pada 29 Januari 2024 mendatang, 2 hari, #Saham AS   |   Blackstone Inc. (NYSE: BX) gandeng Digital Realty (NYSE: DLR) untuk bangun empat pusat data hyperscale baru, 2 hari, #Saham AS   |   Posisi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai emiten terbesar BEI tersalip oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang berhasil catat kapitalisasi pasar sampai Rp1,083 triliun, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Yen Jepang tetap kuat di tengah harapan Pivot BoJ, meski angka PDB lebih lemah, 2 hari, #Forex Fundamental   |   GBP/USD bertahan di bawah level 1.2600 jelang Data NFP AS, 2 hari, #Forex Teknikal   |   NZD/USD kehilangan momentum di bawah level 0.6170, mata tertuju pada Data NFP AS, 2 hari, #Forex Teknikal
Selengkapnya

Inggris Nyaris Resesi, Reli GBP/USD Terhenti

Penulis

GBP/USD terkekang di kisaran 1.2120-an seusai rilis data Produk Domestik Bruto (GDP) Inggris pada awal sesi Eropa hari ini.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Pound sterling kemarin sempat reli berkat depresiasi dolar AS dan pernyataan para pejabat bank sentral Inggris (BoE) yang cenderung hawkish. Namun, momentum melempem dalam perdagangan hari Jumat ini (10/Februari). GBP/USD terkekang pada kisaran 1.2120-an seusai rilis data Produk Domestik Bruto (GDP) Inggris pada awal sesi Eropa, sementara GBP/JPY malah turun hingga satu persen.

GBPUSD DailyGrafik GBP/USD Daily via TradingView

Laporan GDP Inggris menunjukkan pertumbuhan -0.5% (Month-over-Month) pada Desember 2022. Angka tersebut menandakan penurunan lanjutan dari rekor -0.1% pada periode sebelumnya, sekaligus lebih buruk daripada estimasi konsensus yang dipatok pada -0.3% saja.

Perekonomian Inggris secara keseluruhan tak tumbuh sama sekali, atau 0% (Quarter-over-Quarter), pada kuartal keempat tahun 2022. Dengan demikian, Inggris menunjukkan kinerja sedikit lebih baik daripada prediksi BoE sebelumnya dan "hanya" nyaris mengalami resesi pada akhir tahun lalu.

Sejumlah analis berpendapat Inggris kemungkinan dapat menghindari resesi pula tahun ini, meskipun prospek ekonomi masih cukup menantang.

"Walaupun hawa dingin melanda pada bulan Desember, karena cuaca buruk, mogok kerja, dan kenaikan harga yang lebih tajam, perlambatan (ekonomi) itu tidak cukup dalam untuk mendorong Inggris ke dalam resesi. Masih ada kemungkinan perekonomian mengalami pertumbuhan negatif selama dua kuartal berturut-turut tahun ini, tetapi bentangan air keruh di depan akan lebih dangkal dan tak sepanjang yang diperkirakan pada Musim Gugur (tahun lalu) ketika negeri juga sedang didera ketidakstabilan keuangan," kata Susannah Streeter, kepala pasar dan uang di Hargreaves Lansdown.

"Perlu diakui, jatuhnya harga borongan komoditas energi baru-baru ini menandakan bahwa pengeluaran riil rumah tangga akan meningkat pada paruh kedua tahun ini, mengatrol GDP (Inggris) bersamanya," kata Samuel Tombs, Kepala Ekonom Inggris di Pantheon Macroeconomics.

Sayangnya, penilaian ini tak mampu menjadi katalis positif yang kuat bagi pound sterling. Inggris masih menjadi satu-satunya negara maju yang terancam mengalami resesi dalam tahun ini. Apalagi jika BoE benar-benar menaikkan suku bunga lagi sebanyak 50 basis poin pada bulan Maret, tekanan ekonomi akan makin berat.

Download Seputarforex App

298975
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.