Advertisement

iklan

Harga emas mendekati rekor tertinggi, seiring Ketua Fed Powell yang pesimis terhadap pemotongan suku bunga yang segera terjadi, 9 jam lalu, #Emas Fundamental   |   EUR/USD bertahan di bawah level 1.0900, fokus tertuju pada Neraca Perdagangan Jerman, pidato Lagarde dari ECB, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   NZD/USD melanjutkan penguatannya di atas level 0.6200 berkat pelemahan USD, pemotongan suku bunga oleh Fed masih menjadi sorotan, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   XAU/USD mencapai level tertinggi sepanjang masa di sekitar level $2,150, 12 jam lalu, #Emas Teknikal   |   Harga emas mundur setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa, potensi bullish tetap utuh, 12 jam lalu, #Emas Fundamental   |   Top gainers LQ45 pagi ini adalah: PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) +5.02%, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) +4.59%, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) +2.35%, 15 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat di awal perdagangan hari ini sebesar 0.71% ke 7,110, 15 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) melalui anak usahanya PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) berencana menawarkan obligasi hingga Rp1.5 triliun, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) Ira Noviarti menjual seluruh saham UNVR yang dimilikinya sebanyak 870,000 lembar sebelum resmi melepas kursi kepemimpinan, 16 jam lalu, #Saham Indonesia
Selengkapnya

Intervensi Jepang Melawan Pasar, USD/JPY Bergolak Ratusan Pips

Penulis

Upaya intervensi mata uang Jepang berhadapan dengan pasar yang antusias menjual yen, sehingga USD/JPY mondar-mandir ratusan pips antara 145.50-an hingga 152.00.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Kurs USD/JPY bergejolak dengan volatilitas sangat tinggi bernilai ratusan pips sejak sesi New York hari Jumat lalu. Gejolak terus berlanjut dalam perdagangan hari Senin ini (24/Oktober), lantaran upaya intervensi Jepang untuk menyokong nilai tukarnya berhadapan dengan pasar yang teramat antusias menjual yen.

USDJPY DailyGrafik USD/JPY Daily via TradingView

Pelemahan yen yang terlalu cepat dalam waktu singkat telah menimbulkan banyak masalah bagi perekonomian Jepang. Harga barang-barang impor melonjak, mulai dari bahan makanan hingga BBM. Pelemahan yen juga menggerogoti keyakinan publik pada arah kebijakan suku bunga rendah yang diberlakukan oleh bank sentral Jepang (BoJ) di tengah kenaikan inflasi global.

Jepang pertama kali melaksanakan intervensi untuk mencegah pelemahan yen yang berlebihan pada bulan September lalu. Para pejabat Jepang berulangkali memeringatkan akan melaksanakan intervensi serupa jika para spekulan membuat nilai tukar yen bergerak secara berlebihan lagi.

Kurs USD/JPY kemudian melanjutkan kenaikan secara perlahan selama beberapa hari berikutnya, hingga kemudian reli mendadak terakselerasi sampai mendekati ambang 152.00 pada hari Jumat lalu. Setelah itu, USD/JPY tiba-tiba amblas hingga kisaran 146.20-an (sejumlah analis sebelumnya memprediksi area di sekitar 152.00 sebagai salah satu patokan intervensi Jepang). Diplomat Mata Uang Jepang menolak untuk mengonfirmasi apakah mereka telah melaksanakan intervensi pada saat itu, tetapi pelaku pasar yakin price action tersebut berhubungan dengan intervensi.

"Kami tak akan berkomentar," kata Masato Kanda, Wakil Menteri Keuangan untuk Urusan Luar Negeri, kepada reporter pada hari Jumat, "Kami memantau pasar 24/7 sembari mengambil respons yang tepat. Kami akan terus melakukannya mulai dari sekarang juga."

USD/JPY anjlok lagi pada awal perdagangan pekan ini hingga menyentuh low pada 145.50-an, menandakan terjadinya intervensi kedua secara beruntun. Namun, upaya intervensi Jepang berhadapan dengan perlawanan sengit dari para buyer USD/JPY di pasar. USD/JPY perlahan naik lagi ke kisaran 149.00 saat berita ini ditulis.

Para analis menilai upaya intervensi mata uang kemungkinan sia-sia selama apresiasi dolar AS terus berlanjut secara global. Apalagi, BoJ harus terus mempertahankan suku bunga rendah demi menaikkan inflasi di dalam negeri Jepang yang tertinggal jauh dibanding inflasi negara-negara maju lainnya.

"Pergerakan harga seperti ini semestinya mengkhawatirkan bagi Kementerian Keuangan Jepang, karena itu menunjukkan adanya permintaan kuat untuk membeli pada penurunan USD/JPY," kata Sean Wallow, pakar strategi mata uang di Westpac, sebagaimana dilansir oleh Reuters, "(Padahal) momen ini semestinya tepat untuk intervensi, karena yield (obligasi pemerintah) AS sedang menurun menyusul berita WSJ tentang The Fed (yang bernada dovish) pada hari Jumat."

"Dalam krisis-krisis terdahulu yang melibatkan pound Inggris dan lira Italia, otoritas akhirnya gagal mempertahankan (nilai) mata uang mereka. Demikian pula, intervensi diam-diam Jepang hanya berdampak terbatas," kata Daisaku Ueno, kepala strategi FX di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities, "Kekuatan dalam dolar adalah faktor terbesar di balik pelemahan yen. Seandainya AS menunjukkan tanda-tanda suku bunga sudah mencapai puncaknya dan bahkan memangkas suku bunga, pelemahan yen akan terhenti walaupun tanpa intervensi."

Wall Street Journal pada hari Jumat menyiarkan hasil wawancara dengan pejabat The Fed yang menyiratkan perlunya memperlambat laju kenaikan suku bunga lanjutan. Kabar tersebut memicu kenaikan indeks saham Wall Street dan menekan yield obligasi US Treasury. Indeks dolar AS (DXY) juga mundur sampai kisaran 111.70-an. Namun, yield US Treasury 10Y masih bertahan di atas ambang 4.150% dan Dixie pun beranjak lagi ke kisaran 112.30-an dalam perdagangan hari ini.

Download Seputarforex App

298426
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.