EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,317.32/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,147.57   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 1 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 1 jam lalu, #Saham AS

Invasi Rusia Ke Ukraina Sedikit Kalem, EUR/USD Menguat

Penulis

EUR/USD naik seiring dengan melunaknya invasi Rusia ke Ukraina hari ini. Meski demikian, ketidakpastian masih menghantui di tengah ancaman sanksi impor energi.

Seputarforex - Euro memantul naik dari level terendah 22-bulan di sesi perdagangan Selasa (08/Maret) malam ini. Setelah turun lebih dari tiga persen sejak 24 Februari, EUR/USD kini naik tipis 0.23% dan diperdagangkan di 1.08787.

eurusd

Rusia belum menghentikan serangan yang disebutnya sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina meski perundingan tahap tiga sedang berlangsung hari ini. Akan tetapi, invasi Beruang Merah dinilai sedikit lebih kalem karena pemerintah Ukraina masih diberi kesempatan untuk mengungsikan warganya dari kota-kota yang sudah dikepung pasukan Rusia.

Sementara itu, Deputi Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak, mengancam akan menghentikan suplai gas ke Eropa jika blok Barat berani memberi sanksi pada sektor impor energi Rusia. Novak memperingatkan bahwa hal itu dapat membuat harga minyak tembus $300 per barel.

Pernyataan tersebut merespon kabar mengenai Presiden AS Joe Biden yang kemungkinan bakal mengumumkan larangan impor minyak Rusia dalam waktu dekat. Jika diberlakukan, maka impor tahunan minyak AS dari Rusia bisa terpotong 8%. Sejauh ini, sanksi Barat pada Rusia masih dititikberatkan pada sektor perbankan dan jaringan finansial.

Outlook ekonomi Eropa sendiri menjadi suram sejak Rusia menginvasi Ukraina. Pasalnya, Eropa mengimpor sekitar 40 persen kebutuhan gas alam dan 25 persen kebutuhan minyaknya dari Rusia. Kenaikan harga energi dan sejumlah barang dikhawatirkan akan semakin memicu stagflasi.

 

Volatilitas EUR/USD Meningkat Tajam

Euro melemah karena mata uang tersebut termasuk merupakan mata uang dengan risiko tinggi dan paling dekat dengan area yang sedang berkonflik. Dalam situasi konflik geopolitik, mata uang safe haven seperti Dolar AS, Franc Swiss, dan Yen menjadi aset yang paling dicari.

Untuk beberapa waktu ke depan, para trader akan menganalisis EUR/USD lebih banyak dari segi teknikal, karena dari segi fundamental terlalu tak pasti. Volatilitas pasangan mata uang tersebut diprediksi akan meninggi dalam trend yang choppy. Secara umum, volatiltas EUR/USD sekarang ini sudah meningkat pesat ke level tertinggi sejak April 2020.

"Price Action tampak merefleksikan terbangunnya kekhawatiran atas perlambatan atau resesi yang lebih tajam dalam ekonomi global, di balik gejolak harga energi," kata analis mata uang di MUFG seperti yang dikutip Reuters.

Download Seputarforex App

297433
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.