Seputarforex - Pada hari Senin (02/Agustus), Biro Statistik Jepang merilis data PMI Manufaktur hasil survei Jibun Bank yang menunjukkan kenaikan dari 52.4 menjadi 53.0 di bulan Juli. Pertumbuhan tersebut sebagian besar karena ekspansi output dan pesanan baru yang lebih kuat di tengah penurunan kasus Corona secara bertahap.
Output keseluruhan dan pesanan baru naik dalam laju yang lebih cepat karena performa kuat di sektor elektronik dan otomotif. Solidnya permintaan untuk produk semikonduktor juga menunjang kenaikan bulan ini. Optimisme pun terlihat pada sub-indeks ekspektasi perusahaan untuk tahun depan.
Namun, produsen hingga kini masih berjuang di tengah masalah kekurangan bahan dan gangguan logistik yang berasal dari kenaikan biaya. Hal ini dipicu oleh lonjakan harga input yang meroket dalam laju tercepat sejak September 2008. Kondisi ini tentu saja akan berimbas pada harga produsen dalam rilis data berikutnya.
"Sektor manufaktur Jepang terus mengalami perbaikan bertahap pada awal kuartal ketiga… Tetapi, kendala yang terjadi masih tetap sama seperti bulan-bulan sebelumnya, yaitu pada rantai pasokan yang berdampak pada aktivitas di sektor ini; perusahaan-perusahaan mencatat penurunan terbesar kedua dalam dalam lebih dari satu dekade," kata Usamah Bhatti, ekonom di IHS Markit dalam sebuah catatan.
Meskipun sektor industri terpantau cukup stabil di jalur ekspansi, sebagian besar ekonom memperkirakan ekonomi Jepang akan menghadapi perlambatan pada kuartal kedua dan ketiga tahun ini. Pasalnya, pembatasan darurat yang diterapkan di Tokyo dan prefektur sekitarnya berisiko membebani sektor konsumsi yang selama ini berkontribusi besar terhadap data GDP.
USD/JPY Bergerak Terbatas
Secara garis besar, rilis data PMI Manufaktur Jepang pagi ini tidak memicu banyak pergerakan dalam pair USD/JPY. Saat berita ini ditulis, pasangan mata uang tersebut diperdagangkan tipis di sekitar 109.67, tidak jauh dari level pembukaan harian.
