EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,317.32/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,160.60   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 4 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 4 jam lalu, #Saham AS

Kasus Corona Melonjak, Harga Minyak Melemah

Penulis

Harga minyak berusaha pulih setelah melemah signifikan pada awal pekan, ditekan oleh kekhawatiran pasar terhadap meredupnya prospek permintaan minyak global karena lonjakan kasus Corona.

Seputarforex - Harga minyak mentah turun hingga 3 persen lebih pada perdagangan hari Senin kemarin (26/Oktober). Melonjaknya kasus virus Corona di AS dan kawasan Eropa memicu kekhawatiran meredupnya permintaan emas hitam secara global. Sehingga, pelemahan harga minyak diprediksi akan terus berlanjut.

Saat berita ini ditulis pada sesi perdagangan Asia hari Selasa (27/Oktober), harga minyak Brent berada di kisaran $40.49 per barel, berusaha menguat dari level terendah tiga pekan di $40.17. Sementara itu, pergerakan minyak WTI (West Texas Intermediate) berada di kisaran $38.43 per barel, tidak jauh dari area pelemahan hari sebelumnya.

Harga Minyak Melemah Akibat Lonjakan Kasus Corona

 

Pasar Minyak Dibayangi COVID-19 Dan Kelebihan Pasokan

Secara teknikal, harga minyak bergerak semakin melandai dalam beberapa sesi terakhir. Setelah menyentuh level tertinggi sejak September, harga minyak kehilangan momentum untuk melanjutkan trend naik karena ditekan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kembali melonjaknya kasus virus Corona di AS dan Eropa.

Dalam laporan terbaru, kasus COVID-19 di Amerika Serikat melonjak signifikan hingga menembus rekor harian pada akhir pekan lalu. Hingga kini, belum ada tanda penurunan kasus virus Corona di negeri Paman Sam. Sementara itu, kasus Corona juga meningkat signifikan di Prancis dan mencapai rekor lebih dari 50,000 kasus pada hari Minggu. Bahkan Italia dan Spanyol dilaporkan telah memberlakukan pembatasan baru untuk menghambat penyebaran virus.

"Awal pekan yang buruk untuk pasar minyak…. Kami sejak lama telah memperingatkan bahwa gelombang kedua pandemi dapat terjadi dan langkah-langkah pembatasan dapat kembali diterapkan. Kondisi ini mengancam permintaan komoditas energi," kata Bjornar Tonhaugen, kepala analis pasar minyak di Rystad Energy.

Faktor lain yang menekan harga minyak sejak sepekan terakhir datang dari rencana Libya yang berencana untuk meningkatkan output. Kabar ini dikonfirmasi oleh National Oil Corp (NOC) Libya yang ingin memulai produksi setelah berakhirnya blokade selama delapan bulan oleh pasukan militer.

Download Seputarforex App

294497
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.