Advertisement

iklan

Parlemen UE merekomendasikan negara-negara non-UE untuk memperketat peraturan kripto, 2 hari, #Kripto Fundamental   |   EUR/USD mendapatkan tekanan jual di sekitar harga 1.0650, investor menantikan data PMI Eurozone dan AS, 2 hari, #Forex Teknikal   |   Menurut Wells Fargo, GBP/USD berpotensi menuju level 1.2000 atau lebih rendah, 2 hari, #Forex Teknikal   |   Indeks utama Wall Street melemah pada akhir perdagangan hari Kamis karena aksi jual besar-besaran lantaran investor khawatir The Fed akan memberlakukan kebijakan moneter ketat (hawkish) lebih lama dari yang diperkirakan. Ketiga indeks anjlok lebih dari 1%, 2 hari, #Saham AS   |   Gandeng Nickel Industries Limited (NIC), PT United Tractors Tbk (UNTR) melebarkan sayap bisnisnya ke bidang pertambangan dan pengolahan nikel, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Saham Starbucks Corp (NASDAQ: SBUX) merosot 2.16% dan ditutup di level $93.10 pada hari Kamis, menandai kerugian hari ketiga berturut-turut bagi perusahaan, 2 hari, #Saham AS   |   Warner Bros Discovery (NASDAQ:WBD) berencana untuk memperluas kapasitas produksi di studio Leavesden di dekat London hingga lebih dari 50%, dengan menambahkan 10 panggung suara baru ke lokasi syuting "Barbie" dan "House of the Dragon.", 2 hari, #Saham AS
Selengkapnya

Kasus COVID China Kembali Melonjak, Harga Minyak Merosot

Penulis

Kenaikan tajam kasus COVID di beberapa kawasan China memantik kekhawatiran pasar terhadap prospek permintaan minyak.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Harga minyak dunia mengalami penurunan tajam hingga lebih dari 3 persen pada awal pekan. Kemerosotan ini dipicu oleh kepanikan pasar terkait lonjakan kasus COVID di beberapa kawasan China. Pagi ini (15/November), minyak Brent bergerak pada kisaran $93.57 per barel sementara minyak mentah AS (WTI) diperdagangkan di $85.53 per barel.

Harga minyak naik

Menurut laporan dari otoritas resmi China, terdapat sekitar 14,288 kasus COVID baru pada akhir pekan lalu. Hal ini menandai lonjakan kasus harian di atas 10,000 untuk pertama kalinya sejak bulan April 2022 lalu. Pusat penyebaran COVID didominasi dari kawasan Chongqing, Henan, Guangdong, Mongolia Dalam, juga ibu kota Beijing.

Kondisi mengkhawatirkan terkait peningkatan kasus COVID di China dikonfirmasi oleh Matthew Bossons, seorang jurnalis dan editor yang berbasis di Shanghai sejak 2014. Menurut Bossons, banyak orang harus melakukan karantina baik di hotel ataupun rumah karena pembatasan ketat yang dilakukan oleh otoritas China. Aktivitas sekolah dan tempat hiburan dilaporkan turut terkena dampak dari lonjakan kasus COVID.

Leon Li, analis CMC Markets, mengatakan jika pelaku pasar sebelum ini terlalu optimis dengan spekulasi pencabutan Zero COVID China beberapa waktu lalu. Padahal menurut Li, awal musim dingin memang sering terjadi lonjakan kasus COVID.

"Virus menyebar lebih agresif selama musim dingin dan lonjakan kasus menyebabkan (tujuan) kebijakan Zero COVID tidak mungkin tercapai dalam waktu dekat. (Pelonggaran Zero COVID) mungkin baru akan terjadi pada kuartal pertama tahun depan. Hal ini berarti permintaan minyak dari China belum akan meningkat sehingga rebound harga minyak yang terjadi baru-baru ini sulit bertahan lama," ungkap Li dalam sebuah catatan.

Harga minyak mentah selama ini memang sering dipengaruhi oleh kondisi perekonomian China mengingat posisinya sebagai negara konsumen minyak terbesar dunia. Tahun lalu saja, China mengimpor 11.8 juta barel per hari (bph), lebih tinggi ketimbang impor minyak Amerika Serikat yang hanya sebesar 9.1 juta bph.

Download Seputarforex App

298532
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.