Seputarforex - Harga minyak mentah dunia turun sejak penutupan perdagangan hari Selasa hingga Rabu pagi ini (06/April). Minyak Brent bergerak pada kisaran $108.96 per barel setelah melemah 2.2 persen pada sesi sebelumnya, sementara minyak WTI diperdagangkan di level kisaran $102.43 per barel.
Penurunan pada sesi kemarin disebabkan oleh penguatan dolar AS setelah beberapa petinggi The Fed mendesak untuk segera mempercepat pengetatan moneter. Lael Brainard yang selama ini bertendensi dovish menyerukan bank sentral untuk segera memangkas Balance Sheet senilai $9 triliun. Sementara itu, Presiden The Fed Kansas Esther George mengatakan jika suku bunga perlu dinaikkan sebanyak 50 basis poin pada pertemuan selanjutnya.
Pelemahan harga minyak juga tidak terlepas dari kekhawatiran pelaku pasar terhadap prospek permintaan minyak setelah pemerintah China memutuskan untuk memperpanjang pembatasan di Shanghai. Kemunculan COVID varian XE yang telah menyebar di sejumlah negara ikut membebani pergerakan harga minyak dalam beberapa hari terakhir.
Harga Miyak Masih Memiliki Penyokong
Di tengah merebaknya kekhawatiran pandemi dan penguatan dolar AS, konflik Rusia-Ukraina yang masih bergejolak menjadi penopang harga minyak. Rusia mengancam akan memutus suplai migas menuju kawasan Eropa, sementara AS dan Uni Eropa mengusulkan sanksi baru terhadap Rusia, salah satunya berupa larangan impor batu bara Rusia ke Eropa.
Untuk menahan gejolak kenaikan harga minyak, negara-negara sekutu AS pada pekan lalu telah melepas cadangan minyak strategis milik mereka. Bahkan, beberapa negara Eropa seperti Jerman telah menyerukan penghematan energi kepada warganya. Pemerintah AS juga berencana melepas cadangan minyak sebanyak 180 juta barel ke pasar domestik untuk meredam kenaikan harga minyak yang disebabkan krisis Rusia-Ukraina.