EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.23/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 11 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 18 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 18 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 18 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 18 jam lalu, #Saham AS

Kelebihan Pasokan Menjadi Beban, Harga Minyak Semakin Terbenam

Penulis

Harga minyak semakin terbenam di sesi Asia hari Selasa (8/12). Kelebihan pasokan semakin berlipat seiring dengan bertambahnya ratusan ribu barel minyak yang diproduksi setiap hari, jauh melebihi permintaan.

Harga minyak semakin terbenam di sesi Asia hari Selasa (8/12), terpengaruh oleh kebijakan OPEC menjaga pengeboran besar-besaran dalam rangka mempertahankan pangsa pasar. Kelebihan pasokan semakin berlipat seiring dengan bertambahnya ratusan ribu barel minyak yang diproduksi setiap hari, jauh melebihi permintaan.

Anjungan Minyak

Kemarin, kedua tolok ukur kontrak berjangka minyak Brent dan West Texas Intermediate (WTI) jatuh lebih dari 6 persen menuju posisi terendah tahun 2015 ini dan dekat dengan rekor terendah saat krisis finansial 2008/2009. Saat ini, minyak mentah AS diperdagangkan pada USD 37.78 per barel atau naik 0.35 persen. Sementara minyak Brent hanya menguat tipis 0.49 persen ke 40.93 Dolar AS per barel.

"Keputusan para anggota OPEC untuk menjaga produksi minyak pada rekor tertinggi, menunjukkan organisasi ini telah meninggalkan strategi jangka panjangnya dari pembatasan produksi dan bertindak sebagai kartel," kata Sanjiv Shah dari Sun Global Investment. Jumat (4/12) pekan lalu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) gagal menyetujui target produksi minyak setelah perbedaan pendapat antara Saudi Arabia dan Iran, yang berakhir dengan keputusan bahwa organisasi tersebut tidak menyebutkan kuota produksi.

Beberapa anggota lain menyebut tentang perlunya pengurangan produksi, namun permintaan tersebut mendapatkan penolakan dari Saudi Arabia. Anjloknya harga minyak telah membebani negara-negara anggota OPEC yang lebih kecil, seperti Venezuela, Ekuador dan Nigeria yang perekonomiannya sangat bergantung pada hasil minyak. Bulan lalu, International Energy Agency (IEA) memperkirakan pendapatan tahunan OPEC akan meredup menjadi USD 550 milyar dibanding dengan rerata lima tahun sebelumnya lebih dari 1 trilyun Dolar AS karena penurunan harga minyak.

255944
Penulis

M Septian mulai berkecimpung di dunia forex sejak 2015. Setelah itu, menyelami berbagai instrumen trading dan berlanjut menjadi jurnalis yang meliput seputar forex dan komoditas di Seputarforex mulai 2016.