Seputarforex - Harga emas naik dalam volume perdagangan yang tipis di sesi perdagangan Rabu (15/Juli) malam. Logam mulia tersebut masih bertahan di atas level $1,800, didukung oleh risiko perkembangan konflik AS-China. Namun, kenaikan harga emas tak bisa signifikan karena terbentur oleh minat risiko pasar yang sedang menanjak.
Harga emas futures di Comex New York untuk pengiriman Agustus turun tipis 0.3 persen ke $1,808.60 per ounce. Di lain pihak, harga emas spot naik tipis di kisaran $1,814, sejalan dengan pergerakan XAU/USD pada grafik di bawah ini yang naik 0.19 persen di 1,811.66.
"Kita masih punya lebih banyak pertambahan (kasus virus Corona), kita punya banyak headline politik AS... Semua ini menjadi sedikit pendukung bagi emas, yang menjadi alasan harga emas dapat bertahan kuat di atas $1,800," kata George Gero, analis RBC wealth Management.
Presiden AS Donald Trump masih bersikeras mengintervensi persoalan Hong Kong. Selasa lalu, ia memerintahkan agar status khusus Hongkong diakhiri. Beijing yang tak tinggal diam menanggapi hal itu segera melayangkan peringatan. Tak gentar, Trump kemudian malah menutup pintu negosiasi perdagangan Fase 2 dengan China. Tensi konflik yang kian memanas praktis memicu kekhawatiran pelaku pasar akan putaran konflik baru antara AS dan China. Dalam situasi ketidakpastian, fungsi safe haven emas membuat harga logam mulia tersebut bertahan di level tinggi.
Bullish Emas Tertahan Risk Appetite
Di luar persoalan politik AS dengan China, minat risiko pelaku pasar cenderung bangkit. Kabar kemajuan penemuan vaksin Corona menjadi faktor utama yang membangunkan sentimen risk on, sehingga kenaikan emas tertahan di levelnya saat ini.
Namun menurut Gero, sebagian besar trader emas masih tertarik pada rendahnya suku bunga. Inilah kontributor utama penguatan harga emas yang juga menjinakkan bullish Dolar AS. Dari segi teknikal, Lukman Otunuga dari FXTM mengatakan bahwa harga emas punya peluang menguji level $1,815 dan $1,825, selama harga bisa bertahan di atas $1,800.
