Advertisement

iklan

USD/JPY diperdagangkan di atas level 147.00 setelah komentar BoJ yang dovish, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   NZD/USD mengalami reli kembali menuju level 0.6200 jelang data ADP AS, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD menghentikan tren penurunan dua hari, bertahan di atas level 1.2600 menjelang data ADP AS, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Rebound XAU/USD dapat diperpanjang dengan data pekerjaan ADP AS yang lemah, 9 jam lalu, #Emas Teknikal   |   PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) mendapatkan penambahan fasilitas pinjaman omnibus revolving loan menjadi senilai $230 juta dan perpanjangan fasilitas FX line selama 3 tahun dari Bank Permata, 13 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Kraft Heinz (NASDAQ: KHC) Co. mengalami kenaikan tipis hari ini, sebesar +0.06% dan ditutup pada $35.84, 13 jam lalu, #Saham AS   |   Wartawan yang tergabung dalam serikat pekerja di The Washington Post mengatakan bahwa mereka akan melakukan aksi mogok kerja selama 24 jam pada hari Kamis untuk memprotes pemangkasan jumlah karyawan, 13 jam lalu, #Saham AS   |   Unit streaming Amazon (NASDAQ:AMZN), Twitch, mengatakan bahwa mereka akan menutup operasinya di Korea Selatan pada bulan Februari tahun depan, karena biaya operasional dan biaya jaringan yang tinggi, 13 jam lalu, #Saham AS
Selengkapnya

Kenaikan Suku Bunga RBA Sesuai Ekspektasi, AUD/USD Melemah

Penulis

Bank Sentral Australia mengumumkan rate hike sebesar 25 bps pagi ini. AUD/USD cenderung melemah meski kebijakan tersebut sesuai ekspektasi pasar.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Reserve Bank of Australia secara resmi menaikkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 3.6 persen pada hari Selasa (07/Maret). Keputusan ini mengantarkan suku bunga acuan RBA ke level tertinggi lebih dari 10 tahun. Jika diakumulasikan sejak awal pengetatan kebijakan pada awal tahun lalu, total kenaikan suku bunga bank sentral Australia telah mencapai 350 bps.

Suku Bunga RBA Naik

Gubernur RBA, Philip Lowe, mengatakan bahwa inflasi secara umum masih berada di level tinggi. Meski mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan dalam beberapa waktu terakhir, level inflasi hanya saja tetap berada di dekat kisaran tertinggi 30 tahun. Hal inilah yang mendasari keputusan RBA untuk terus melanjutkan kenaikan suku bunga.

Lowe mencatat bahwa inflasi jasa di Australia masih terbilang tinggi karena dipicu oleh kenaikan harga sewa. Sementara itu, kenaikan harga barang-barang diperkirakan tumbuh moderat dalam beberapa bulan ke depan. Ia menegaskan bahwa inflasi kemungkinan akan kembali ke target 2-3 persen pada pertengahan 2025.

Ke depannya, Lowe mengatakan bahwa RBA akan terus mengadopsi pendekatan berbasis data untuk menentukan arah kebijakan moneter. Ia juga memperkirakan perekonomian Australia akan sulit mencapai soft landing yang diharapkan. Terkait hal ini, Lowe memperingatkan bahwa prospek pertumbuhan ekonomi ke depan akan berada di bawah trend selama beberapa tahun ke depan karena dampak suku bunga tinggi. Tetapi, ia optimis jika pasar tenaga kerja akan tetap ketat dengan tingkat pengangguran saat ini yang berada di dekat level terendah 50 tahun.

 

AUD/USD Merosot, Neraca Dagang Mengecewakan

Secara garis besar, pengumuman suku bunga RBA kali ini telah diantisipasi sehingga tidak memberikan kejutan berarti. AUD/USD justru turun hingga 0.42 persen di level 0.6700 pasca rilis kebijakan tersebut.

AUD/USD Melemah

Penurunan Dolar Australia kemungkinan disebabkan oleh data ekonomi yang dirilis sebelumnya. Neraca perdagangan Australia menyusut di luar ekspektasi pada bulan Januari, dikarenakan oleh pemulihan ekonomi China (mitra dagang terbesar Australia) yang mengkhawatirkan di awal tahun 2023.

Download Seputarforex App

299104
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.


Etty
Kalo aud melemah apakah pair lain !enjadi kuat selain USD.misal jpy