Advertisement

iklan

AUD/USD bullish menguji garis SMA 200, NFP AS masih ditunggu, 6 jam lalu, #Forex Teknikal   |   IHSG dibuka menghijau pada level 7,144 pada perdagangan hari ini. Hingga akhir sesi I, penguatannya meningkat ke 7,165.54, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Michelle Gass akan gantikan Chip Bergh sebagai CEO Levi Strauss & Co. pada 29 Januari 2024 mendatang, 7 jam lalu, #Saham AS   |   Blackstone Inc. (NYSE: BX) gandeng Digital Realty (NYSE: DLR) untuk bangun empat pusat data hyperscale baru, 7 jam lalu, #Saham AS   |   Posisi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai emiten terbesar BEI tersalip oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang berhasil catat kapitalisasi pasar sampai Rp1,083 triliun, 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Yen Jepang tetap kuat di tengah harapan Pivot BoJ, meski angka PDB lebih lemah, 8 jam lalu, #Forex Fundamental   |   GBP/USD bertahan di bawah level 1.2600 jelang Data NFP AS, 8 jam lalu, #Forex Teknikal   |   NZD/USD kehilangan momentum di bawah level 0.6170, mata tertuju pada Data NFP AS, 8 jam lalu, #Forex Teknikal
Selengkapnya

Keyakinan Konsumen AS Turun, Dolar Rebound

Penulis

Dolar AS menguat lantaran aksi likuidasi atas aset-aset yang berisiko lebih tinggi di tengah kekhawatiran pasar terhadap masa depan ekonomi global.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Indeks dolar AS meroket sekitar 0.6% dalam perdagangan sesi New York hari Selasa (25/April). Kekhawatiran pasar terhadap masa depan ekonomi global telah memicu aksi risk-off yang cenderung lebih menguntungkan bagi mata uang safe haven ini daripada aset-aset lain yang peka risiko.

DXY DailyGrafik DXY Daily via TradingView

Dua paket data perumahan AS terbaru yang dirilis malam ini kompak menampilkan kinerja lebih baik daripada ekspektasi. Namun, pasar lebih menyoroti dua data lain yang menunjukkan tendensi kemunduran signifikan dalam aktivitas konsumsi dan produksi.

Data dari The Conference Board menunjukkan indeks keyakinan konsumen AS anjlok ke level terendah dalam sembilan bulan terakhir pada tingkat 101.3 dalam hasil survei April 2023. Padahal, pelaku pasar sebelumnya memperkirakan data tetap tangguh pada tingkat 104.0.

Indeks Manufaktur yang dirilis oleh The Fed Richmond juga ambles. Data ini mengalami penurunan selama empat bulan beruntun hingga mencapai -10 pada April.

Kedua data memicu aksi risk-off lagi di pasar keuangan. Indeks saham AS rontok, sementara dolar AS malah menguat lantaran aksi likuidasi atas aset-aset yang berisiko lebih tinggi.

"Hari ini lebih tentang sentimen risiko defensif, khususnya dalam ekuitas. Tapi sukar mendeteksi suatu tren yang kuat," kata Vassili Serebriakov, pakar strategi FX di UBS New York, sebagaimana dilansir Reuters, "Bias condong pada kelemahan dolar, tetapi saya kira sukar melihat tren yang menonjol hingga data AS melemah secara substansial."

Gejolak perbankan juga kembali menjadi perhatian pasar. Media massa melaporkan bahwa setoran pihak ketiga di First Republic Bank merosot drastis. First Republic merupakan salah satu bank bermasalah yang baru memperoleh bailout sebesar $30 miliar pada bulan lalu, sehingga laporan ini menandakan perusahaan masih terancam gulung tikar.

Seperti biasa, gejolak seperti ini mengerek pamor mata uang safe haven. Bukan hanya dolar AS yang mengambil kesempatan untuk melangkah lebih tinggi, Yen Jepang terpantau menguat terhadap semua mata uang mayor lain. USD/JPY selip sekitar 0.3%, sedangkan EUR/JPY dan GBP/JPY ambles nyaris 1.0%.

Download Seputarforex App

299318
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.