EUR/USD 1.066   |   USD/JPY 154.370   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.644   |   Gold 2,376.39/oz   |   Silver 28.30/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,089.53   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 2 menit lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 4 menit lalu, #Saham AS

China Blokade Akses Ke Bursa Kripto Internasional

Penulis

Great Firewall of China akan diaktifkan untuk mencegah semua akses masyarakat China ke situs yang berhubungan dengan Bitcoin maupun kripto.

Setelah China membatasi operasi pertukaran lokal pada kuartal ketiga tahun 2017 lalu, industri kripto justru bergerak ke luar negeri (Hong Kong, Singapura, Tokyo dll). Beberapa situs bahkan menawarkan dukungan bahasa China sehingga masyarakat China masih dapat melakukan perdagangan kripto dengan platform non-domestik. Namun kini, rencananya Great Firewall of China akan diaktifkan untuk mencegah semua akses masyarakat China ke situs yang berhubungan dengan Bitcoin maupun pasar kripto lainnya.

Bitcoin Dilarang Di China

Software yang digunakan pemerintah China nantinya dapat sepenuhnya mencegah orang untuk dapat mencapai situs (web) pertukaran kripto asing (contoh: Coinbase, Bithumb dll). Kecuali apabila mereka memiliki kemampuan teknis untuk melewati sistem keamanan tersebut.

Hal ini menjadi berita buruk bagi pasar kripto global, apalagi penolakan demi penolakan sudah marak terjadi di berbagai negara besar. Baru-baru ini, Bank of America dan Lloyds Bank (Inggris) telah memblokir akses ke kartu kredit yang digunakan untuk transaksi Bitcoin dan kripto lainnya. Karena, seluruh pihak otoritas keuangan negara dunia ingin meminimalisir kerugian yang dapat dialami oleh masyarakatnya.

Pihak berwenang China juga tidak ingin masyarakatnya mengalami krisis keuangan hanya karena kegilaan spekulasinya. Blokir akses internet ke bursa kripto di luar negeri bakal diterapkan, sekaligus akan memberhentikan partisipasi China di lingkup pasar kripto. Keputusan ini diambil setelah regulator mengalami kebuntuan. Semua usaha mereka sebelumnya demi menghentikan investor lokal dari mengambil bagian dalam perdagangan Bitcoin dan Initial Coin Offering (ICO), telah gagal.

Juru bicara People’s Bank of China (PBOC) mengatakan kepada Financial News, "Untuk mencegah risiko keuangan, China akan meningkatkan langkah-langkah untuk memblokir seluruh platform yang berhubungan dengan perdagangan mata uang kripto ataupun ICO. Pelaku ICO dan perdagangan kripto tidak sepenuhnya menarik diri dari China setelah larangan resmi dikeluarkan. Mereka bahkan beralih ke platform luar negeri untuk terus berpartisipasi dalam transaksi mata uang kripto. Transaksi luar negeri, penghindaran aturan, penerbitan ICO ilegal, penipuan, bahkan hingga skema Ponzi (piramida) memunculkan risiko baru yang harus segera kami hilangkan."

282297
Penulis

Seorang trader sejak 2012 yang mempunyai hobi menulis. Suka membahas serunya persaingan ekonomi antar negara dengan sebuah tulisan. Aktivitas trading menggunakan Price Action dan rumor fundamental saja. Karena trading itu memang simpel.


Sugeng Sadewo
Bung Yodik, berita ini udah pernah ditulis oleh rekan satunya lagi, kalo tidak salah namanya pandawa. Kenapa dibuat lagi? Berita sudah basi kok di publish lagi, piye toh
Seputarforex
Jika yang Anda maksud adalah berita dari Pandawa yang ini, maka fokus topiknya sudah berbeda dengan berita ini.

Di berita yang ditulis Pandawa, fokusnya ada pada kesenjangan antara Market Cap global kripto yang naik, dengan harga mata uang kripto yang turun. Sementara itu, pembatasan dari pemerintah China hanya diulas sebagai sub-topik yang memaparkan informasi secara umum.

Berita ini membahas lebih dalam tentang blokade pemerintah China terhadap akses bursa Bitcoin internasional. Ada informasi baru tentang contoh bursa yang diblokir, sistem yang digunakan untuk memblokir (Great Firewall of China), dan latar belakang yang lebih terperinci. Narasumber yang dikutip pun berbeda. Berita Pandawa mengutip laporan South China Morning Post, sedangkan berita Yodik menampilkan pernyataan pejabat PBOC di media Financial News.