EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.850   |   GBP/USD 1.237   |   AUD/USD 0.645   |   Gold 2,327.43/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,503.69   |   Nasdaq 15,696.64   |   IDX 7,168.54   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   Dow Jones Industrial Average naik 0.69% menjadi 38,503. Indeks S&P 500 naik 1.20% menjadi 5,070. Nasdaq Composite naik 1.59% menjadi 15,696, 2 jam lalu, #Saham AS   |   PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membukukan kenaikan laba bersih, mengantongi pendapatan senilai $311.01 juta hingga Maret 2024, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) mencetak pendapatan sebesar Rp994.15 miliar dengan laba bersih Rp129.11 miliar, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) menyiapkan dana Rp800 miliar yang bersumber dari kas internal untuk mengeksekusi rencana buyback 396.50 juta saham, 2 jam lalu, #Saham Indonesia

Krisis Ukraina Dorong Crude Oil Ke Level Tertinggi 7 Tahun

Penulis

Pasar khawatir krisis Ukraina bakal semakin mengetatkan pasokan minyak global, sementara OPEC belum mampu memenuhi target produksi.

Seputarforex - Krisis Ukraina kian menjadi buah bibir trader dan investor. Harga minyak mentah (Crude Oil) pekan lalu melambung lebih dari 1 persen ke rekor tertinggi dalam lebih dari tujuh tahun terakhir, karena pasar khawatir krisis Ukraina bakal semakin mengetatkan pasokan minyak global. Saat berita ditulis (14/Februari), WTI dan Brent masing-masing berada pada level USD94.70-an dan USD96.10-an per barel.

WTI Crude OilGrafik Harga Minyak Mentah WTI (Daily)

Pejabat tinggi Amerika Serikat akhir pekan lalu menyatakan bahwa Rusia dapat menginvasi Ukraina kapan saja dan kemungkinan "menciptakan alasan" untuk menjustifikasi serangan tersebut. Inggris sepakat dengan penilaian AS tersebut, sehingga tengah merencanakan pengiriman bantuan ekonomi dan militer untuk Ukraina secepatnya.

Rusia membantah adanya rencana invasi Ukraina dan menuduh Barat "histeris". Namun, para pemimpin negara-negara anggota NATO agaknya meyakini potensi invasi tersebut.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengingatkan adanya ancaman sanksi jika Moskow benar-benar menginvasi Ukraina. Ia akan mengunjungi Kyiv hari ini, kemudian berdiskusi dengan Presiden Vladimir Putin di Moskow pada hari Selasa guna membicarakan de-eskalasi situasi.

Trader di pasar komoditas terutama berfokus pada dua potensi perkembangan situasi ini. Pertama, apabila Barat sepakat menerapkan sanksi atas Rusia. Kedua, apabila Rusia benar-benar menyerbu Ukraina. Keduanya sama-sama dapat makin menciutkan pasokan minyak dunia.

"Jika...pergerakan pasukan terjadi, harga minyak mentah Brent tidak akan mengalami kesulitan untuk naik ke atas level USD100," kata Edward Moya, analis dari broker OANDA, sebagaimana dilansir oleh Reuters, "Harga minyak akan tetap sangat bergejolak dan sensitif terhadap kabar baru mengenai situasi Ukraina."

Harga minyak yang mahal saat ini terutama terjadi lantaran negara-negara OPEC+ kesulitan menaikkan produksi mereka di tengah beragam konflik bersenjata dan pembatasan terkait pandemi. International Energy Agency (IEA) mengatakan bahwa kesenjangan antara output OPEC+ dan target produksinya telah melebar sampai 900 ribu barel per hari (bph) pada bulan Januari, sedangkan JP Morgan memperkirakan kesenjangan untuk OPEC saja (tanpa Rusia dkk -red) sudah mencapai 1.2 juta bph.

Sempat muncul secercah harapan untuk terpenuhinya target produksi OPEC sehubungan dengan perundingan damai AS-Iran pekan lalu. Namun, seorang pejabat keamanan Iran hari ini mengatakan bahwa kemajuan dalam diskusi itu "semakin sulit".

Download Seputarforex App

297304
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.